Liputan6.com, Seoul - 29 Orang yang berada di dalam Feri Sewol, kapal yang tenggelam pada 16 April 2014, belum juga ditemukan. Sejak Sabtu pagi, 10 April, pencarian tersebut ditunda. Hingga Senin ini atau sudah 3 hari, pencarian itu berhenti.
"Operasi tetap ditangguhkan karena gelombang tinggi, tapi penyelam siap untuk melanjutkan pekerjaan mereka jika kondisi membaik," kata juru bicara penjaga pantai Ko Myung-Suk seperti dikutip dari New Straits Times, Senin (12/5/2014).
Sejak Sabtu kemarin, cuaca di perairan Laut Kuning itu memang tak bersahabat. Para penyelam tak mampu menjangkau kapal seberat 6.825 ton yang tenggelam itu. Arus dan gelombang laut begitu kuat. Sehingga membahayakan keselamatan para penyelam.
Kondisi tersebut tentu saja menjadi tekanan bagi tim penyelamat, yang bertugas menemukan seluruh korban dari kecelakaan kapal Sewol itu.
Tapi pencarian dengan visibilitas mendekati nol, menjadi semakin berbahaya. Sebab beberapa dinding partisi pada kapal berisiko runtuh, dan bisa saja menimpa para penyelam.
"Kami akan menempatkan prioritas pada keselamatan penyelam, ketika mereka mencari melalui daerah berbahaya," ujar Ko.
Sewol membawa 476 orang ketika miring dan tenggelam di perairan Jindo. 325 Di antaranya adalah anak-anak dari Danwon High School yang berdarmawisata ke pulau di selatan Jeju. Jumlah korban tewas sejauh ini dilaporkan mencapai 275 orang. Penyelidikan awal menunjukkan feri membawa sampai tiga kali kapasitas kargo yang aman.
Advertisement
Kapten utama Sewol tak bertugas pada hari kecelakaan itu, mengatakan kepada jaksa bahwa operator feri --Chonghaejin Marine Co-- menepis peringatan berulang-ulang bahwa kapal berusia 20 tahun itu memiliki masalah keseimbangan setelah renovasi pada tahun 2012.
Sejauh ini, 5 pejabat Chonghaejin termasuk kepala perusahaan telah ditangkap atas berbagai tuduhan. Termasuk pembunuhan, kelalaian dan pelanggaran peraturan keselamatan. (Sss)
Baca Juga