Aktivitas Vulkanik Menurun, Status Gunung Slamet Waspada

Status Gunung Slamet diturunkan menjadi Waspada atau Level II. Zona larangan juga diperkecil menjadi radius 2 km dari sebelumnya 4 km.

oleh Idhad Zakaria diperbarui 12 Mei 2014, 19:44 WIB
(Antara/Oky Lukmansyah)

Liputan6.com, Banyumas - Status Gunung Slamet yang sebelumnya pada level III atau status siaga, diturunkan menjadi waspada atau level II. Zona larangan juga diperkecil menjadi radius 2 kilometer dari sebelumnya 4 kilometer.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) M Hendrasto mengungkapkan, penurunan status Gunung Slamet dari siaga menjadi waspada berlaku sejak Senin, 12 Mei 2014, pukul 16.00 WIB.

"Setelah mengevaluasi kondisi Gunung Slamet, statusnya diturunkan dari siaga atau level III menjadi waspada atau level II," kata Hendrasto saat dihubungi dari Banyumas, Jawa Tengah, Senin petang.

Menurut Hendrasto, status diturunkan setelah mempertimbangkan beberapa variabel dan indikator. Antara lain sudah tidak adanya lontaran material pijar, menurunnya aktivitas kegempaan dan letusan asap.

"Dalam sepekan terakhir, telah terjadi penurunan aktivitas vulkanik Gunung Slamet," katanya. Kendati demikian, Hendrasto menegaskan masih terdapat larangan dan zona bahaya.

"Karena statusnya waspada, zona larangan masih tetap ada. Saat ini radius yang tidak boleh ada aktivitasnya 2 kilometer dari puncak. Kalau pada saat siaga radiusnya 4 kilometer," tandasnya.

Berdasarkan hasil pengamatan maupun sejumlah penelitian sebelumnya, karakter erupsi Gunung Slamet cenderung eksplosif lemah. Merujuk pengalaman yang pernah terekam, Gunung Slamet yang berada di 5 kabupaten yakni Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes, dalam sejarah letusannya belum pernah menunjukkan eksplosif kuat.

Demikian juga berdasarkan bentuknya, gunung dengan ketinggian 3.432 meter dari permukaan laut (mdpl) ini merupakan gunung dengan tipe stratovolcano. Hingga 1988, Gunung Slamet mengalami erupsi di status waspada dengan hasil letusan abu dan leleran atau kubah lava.

"Pada 2009 lalu, status Gunung Slamet juga pernah ditingkatkan menjadi siaga. Sekarang pada 2014, Gunung Slamet kembali berstatus siaga dan erupsinya tidak jauh berbeda," papar Sigit Widiadi, Kepala Bidang Geologi Sumber Daya Mineral dan Air Tanah Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Banyumas.

Dari beberapa kondisi letusan yang pernah dicatat, secara keseluruhan erupsi Gunung Slamet disimpulkan memiliki karakter cenderung eksplosif lemah dan efusif, yaitu leleran lava yang disertai letusan abu dan scoria atau tipe stromboli. (Sun)

X

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya