"NEW" Kampanye Pendidikan Tanpa Diskriminasi

Anak-anak belajar untuk saling memahami bahwa dalam pendidikan tidak boleh ada diskriminasi melalui beragam permainan dan pertunjukan seni.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 13 Mei 2014, 14:34 WIB
Anak-anak belajar untuk saling memahami bahwa dalam pendidikan tidak boleh ada diskriminasi melalui beragam permainan dan pertunjukan seni.

Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 17 NGO yang tergabung dalam Network for Education Watch (NEW) Indonesia  menyelenggarakan Jambore Anak 2014 dengan tema “Pendidikan Non Diskriminasi”. Kegiatan ini merupakan bagian dari kampenye untuk mendorong pemerintah agar setiap warga negara memiliki hak yang sama untuk mendapatkan layanan pendidikan yang layak dan berkualitas. Tidak dibedakan jenis kelamin, asal usul suku dan ras, latar belakang kelas sosial, termasuk kondisi tubuhnya.

"ini adalah kampanye tentang pendidikan inklusi, pendidikan yang harus dijunjung tinggi, apapupn latar belakang dan kondisi tubuh para siswa," ujar Koordinator Nasional NEW Indonesia, Abdul kepada wartawan di Anjungan Kalimantan Timur, TMII, Jakarta.

Jambore Anak 2014 yang diselenggarakan Sabtu (10/5) lalu diikuti lebih dari 250 anak dari 10 Sekolah Dasar regular dan 5 Sekolah Dasar Luar Biasa. Dalam kegiatan ini, anak-anak belajar untuk saling memahami bahwa dalam pendidikan tidak boleh ada diskriminasi.

Melalui beragam permainan dan pertunjukan seni (tari, menyanyi, mewarnai, menggambar dan yel-yel sekolah), para siswa normal dan para penyandang disabilitas (anak berkebutuhan khusus) saling berkreasi dan unjuk gigi dalam satu panggung yang sama untuk mendukung kesetaraan hak setiap warga negera dalam mengenyam pendidikan.

Foto dok. Liputan6.com


Dalam pernyataannya, Abdul Waidl juga mengatakan, saat ini masih menemukan banyak kebijakan yang kurang respek terhadap latar belakang perbedaan siswa dan kurangnya tenaga pengajar yang berkualitas untuk anak berkebutuhan khusus.

"Masalah saat ini, kurikulum untuk anak berkebutuhan khusus disusun oleh orang non difabel, dengan cita-cita orang non difabel dan yang mengajarnya juga oleh non divabel. Padahal mereka tidak mengalami itu, dalam prakteknya mereka selalu memaksakan agar orang difabel menjadi normal," jelasnya.

Menurutnya, sudah saatnya para difabel diterima menjadi guru untuk anak-anak difabel. Sebab, mereka memiliki bahasa ibu yang sama sehingga satu sama lain bisa saling memahami.

Di akhir acara , New Indonesia memberikan hadiah kepada siswa pemenang lomba mewarnai dan menggambar serta penghargaan kepada para pendidik seluruh sekolah dasar maupun sekolah luar biasa yang hadir.

Acara yang diselenggarakan oleh Organisasi New Indonesia ini merupakan rangkaian dari kegiatan Global Action Week yang diselenggarakan di berbagai negara pada tahun 2014. Global Action Week sendiri mengangkat tema Education & Disability - Equal Right Equal Opportunities.

 Penulis:

Gilar dhani merupakan pewarta warga dengan akun twitter @gilar_dhani

Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya keCitizen6@liputan6.com.

Mulai Selasa, 9 Mei  2014 sampai dengan 25 Mei 2014, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan tema "Pengalaman Pertama Berinternet". Ada 2 router DLink (DIR-605L) untuk 2 orang pemenang  dan 4 merchandise ekslusif dari Liputan6. com. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.  Program menulis bertopik kali ini disupport oleh @DlinkID

Gilar dhani merupakan pewarta warga dan seorang relawan Yayasan Balita Sehat (YBS) dengan akun twitter @gilar_dhani - See more at: http://news.liputan6.com/read/2040686/lucunya-anak-anak-ini-bergaya-ala-betawi#sthash.JRgkhL3W.dpuf
Gilar dhani merupakan pewarta warga dan seorang relawan Yayasan Balita Sehat (YBS) dengan akun twitter @gilar_dhani - See more at: http://news.liputan6.com/read/2040686/lucunya-anak-anak-ini-bergaya-ala-betawi#sthash.JRgkhL3W.dpuf
Gilar dhani merupakan pewarta warga dan seorang relawan Yayasan Balita Sehat (YBS) dengan akun twitter @gilar_dhani - See more at: http://news.liputan6.com/read/2040686/lucunya-anak-anak-ini-bergaya-ala-betawi#sthash.JRgkhL3W.dpuf

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya