Liputan6.com, Jakarta Para nasabah PT Asuransi Jiwa Bakrie (Bakrie Life) menggelar aksi di Wisma Bakrie Jakarta. Mereka meminta agar perusahaan tersebut segera membayar kewajibannya kepada para nasabah.
Salah seorang nasabah Bakrie Life Wahjudi (71) mengatakan, langkah yang dilakukan oleh Bakrie Life dengan menunggak pembayaran utang mereka ke nasabah tidak hanya merusak citra Bakrie Life sendiri tetapi juga membuat citra perusahaan asuransi di Indonesia lainnya ikut tercoreng.
Advertisement
Maka dari itu, pihaknya meminta agar perusahaan asuransi lain ikut bergabung dalam aksi tersebut. "Perusahaan asuransi harus ikut demo. Mereka juga punya kepentingan. Asuransi Indonesia rusak, ada salah satu asuransi tidak bekerja dengan baik. Citranya surut," kata dia, Selasa (13/5?2014).
Wahjudi menjelaskan, sengketa dirinya dengan Bakrie Life membuatnya rugi lebih dari Rp 1 miliar. Padahal rencananya uang itu akan ia gunakan untuk menghidupi masa tuanya.
Lebih lanjut, ia menyebut sekitar Rp 200 miliar dari total utang Bakrie Life belum terbayarkan kepada nasabah.
Tak hanya itu, nasabah yang aktif sejak tahun 2005 ini menyayangkan sistem pelunasan Bakrie Life yang cenderung tebang pilih.
Untuk utang nasabah dengan nominal di bawah Rp 200 juta langsung dilunasi oleh perusahaan. Sementara, untuk nasabah di atas nominal Rp 200 juta belum mendapatkan kepastian pelunasannya hingga sekarang.
"Tahun 2009, Rp 200 juta dilunasi, Rp 250 juta tidak. Itu suatu upaya untuk memecah nasabah," terangnya.
Sebelumnya, keikutsertaannya untuk investasi di Bakrie Life lebih disebabkan oleh ketertarikan terhadap sosok Aburizal Bakrie yang dianggap salah satu orang terkaya di Indonesia. Dengan begitu, ia merasa mendapat jaminan rasa aman untuk menanamkan uangnya di sana.
"Sudah ada lebih 6 bulan nggak ada bertemu. Biasanya yang mengadakan otoritas Jasa Keuangan (OJK), tapi OJK juga belum mengadakan," tukas dia. (amd/gdn)