Liputan6.com, Surabaya Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soetomo sejak 9 Mei hingga 11 Mei 2014 menerima dua pasien yang diduga menderita Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-CoV). Keduanya dirawat intensif di ruang isolasi khusus.
Kedua pasien tersebut diketahui berinisial W (54) warga Dupak, Surabaya, dan pasien berikutnya berinisial M (64) asal Lamongan.
Menurut dr Winariani Koesumoprodjo SpPK MARS, setiba di RSUD dr Soetomo, pasien menjalani pemeriksaan dan dimasukkan ke RIK (ruang isolasi khusus) sekitar pukul 14.00 WIB. M juga telah menjalani pemeriksaan swab tenggorok dan hidung, tes darah lengkap, serta foto toraks.
Berdasar riwayat medis, saat masuk ke RSUD dr Soetomo, suhu tubuh perempuan paruh baya itu mencapai 38 derajat Celsius. "M juga masih mengalami sesak napas serta batuk-batuk," tutur Winariani Koesumoprodjo, Selasa (13/5/2014).
Winariani menambahkan, sesuai dengan gejala klinis, M dicurigai terinfeksi MERS. "Sebab ada faktor risiko. Yakni, M baru kembali dari Makkah. Dia juga punya gejala seperti MERS, batuk dan sesak napas," katanya.
Tapi, dari hasil pemeriksaan foto dada ketika pasien pertama dirujuk ke RSUD dr Soetomo malah mengarah pada pneumonia. "Dari hasil foto toraks, terlihat adanya perselubungan di paru-paru," katanya.
Winariani mengungkapkan, saat dites, detak nadi pasien juga bergerak kencang dengan frekuensi 22 kali per detik. Padahal, seharusnya frekuensi detak jantung normal adalah 16-20 kali per detik. Dengan kondisi seperti itu, dokter di RSUD dr Soetomo bertindak cepat dengan memberikan perawatan ganda. Yakni, mengisolasi pasien ke RIK untuk mencegah persebaran virus jika terbukti suspect MERS. Juga, memberikan pengobatan antibiotik, penurun panas, antiflu, cairan infus, serta oksigen untuk membantu pernapasan.
Saat ini M masih berada di RIK. Kondisinya cukup baik. Bila dibandingkan dengan saat pertama masuk RSUD dr Soetomo, suhu tubuh M sekitar 36,2 derajat Celsius. Dia juga tidak mengalami kesulitan makan sehingga dokter terus menyuplai nutrisi untuk menjaga stamina tubuhnya tetap stabil. "Sebenarnya sistem pertahanan terbaik ada di tubuh kita. Jadi, harus makan yang bernutrisi supaya tetap fit,'' tegas Winariani.
Sementara itu, pasien W, warga Dupak Krembangan, masih dipantau dokter hingga hasil pemeriksaan keluar. Kondisi W yang hanya bisa dipantau melalui CCTV (closed circuit television) itu semakin baik. "Mungkin negatif MERS karena kondisinya mulai stabil,'' jelas dokter.
Panas dan sesak napas yang sebelumnya diderita W juga berkurang. Namun, untuk hasil yang akurat, dia belum diperbolehkan keluar RIK hingga seluruh hasil pemeriksaan, termasuk hasil bronkoskopi, keluar. /Abd
RSUD dr Soetomo Terima Dua Pasien Terduga MERS
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soetomo sejak 9 Mei hingga 11 Mei 2014 menerima dua pasien yang diduga tertular MERS-CoV.
diperbarui 13 Mei 2014, 15:51 WIB(Antara/Septianda Perdana)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Badan Pangan Nasional Lakukan Investigasi Lebih Lanjut soal Keamanan Anggur Shine Muscat
Penyanyi Senior Tetty Manurung Meninggal Dunia, Berikut Profil dan Perjalanan Kariernya
99 Nama Allah: Memahami Asmaul Husna dan Maknanya yang Mendalam
Durian dan Kesehatan Jantung, Apa yang Perlu Diketahui Penderita Kolesterol dan Diabetes?
Kapan Perayaan Diwali? Begini Sejarahnya dan Penerapannya di Indonesia
511 Kata-Kata Motivasi Hidup Penuh Makna dan Inspirasi
Kejagung Tegaskan Penetapan Tersangka Tom Lembong Murni Penegakan Hukum
Jalankan Misi Kemanusiaan di Filipina, 2 Helikopter 'Mampir' di Lanud Sam Ratulangi Manado
Ramai soal Anggur Shine Muscat, Kemenkes RI Beri 4 Tips Sebelum Konsumsi Buah
Cara Cek Khodam di Google: Panduan Lengkap dan Tren Viral
Legenda UFC Daniel Cormier: Khamzat Chimaev Cocok Sebagai Penantang Sabuk Kelas Menengah UFC
Diiming-imingi Anaknya Bisa Lolos Jadi Bintara, Ibu di Lampung Kena Tipu hingga Rp1 Miliar