Liputan6.com, Jakarta Pemilik Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menciptakan gerakan civil society atau masyarakat sipil yang bertajuk 'Gerakan Ayo Maju Indonesia'. Gerakan tersebut sebagai bentuk dukungan terhadap capres PDIP Joko Widodo alias Jokowi.
"Berdasarkan track record (rekam jejak) seluruh capres, Jokowi adalah capres yang paling layak mendapat skor tertinggi," kata Sekjen Gerakan Ayo Maju Indonesia Anick HT di Gedung LSI, Jakarta, Selasa (13/5/2014).
Advertisement
Karena itu, ormas bentukan Denny JA itu akan mengawal Jokowi menjadikan 3 agenda yang didamba publik sebagai prioritas. 3 Agenda itu adalah pemberantasan korupsi, pengentasan kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi, serta perlindungan keberagaman budaya Indonesia.
Anick menerangkan, ormas tersebut akan mendukung Jokowi pada masa 100 hari pemerintahannya jika menjadi presiden RI pada Pilpres 2014. Selain itu Jokowi agar segera membuat Perpres 3 agenda sosial yang didamba publik tersebut. Untuk menyukseskan langkah itu, ormas Denny JA itu akan menjadi salah satu tim pemenangan Jokowi.
"Gerakan Ayo Majukan Indonesia juga ikut menggerakan publik memilih Jokowi melalui public campaign for public interest (kampanye publik untuk menarik publik). Melalui iklan, door to door, dan diskusi," jelas Anick.
Dukungan diberikan kepada Jokowi, karena berdasarkan temuan akhir LSI, publik menempatkan Jokowi sebagai capres yang paling layak mendapat score tertinggi yang bisa menjalankan 3 agenda civil society itu, yakni sebanyak 35,73%. Menyusul nama Prabowo Subianto 11,5%, Sultan HB X 14,43% dan Aburizal Bakrie 13.92%.
"Prabowo justru dapat skor rendah, karena platform (peron) nya soal pemurnian dan penistaan agama justru membahayakan keberagaman. Tapi Prabowo memang yang paling mungkin kalahkan Jokowi," tegas Anick.
Adapun jaringan gerakan ini melibatkan pengasuh Pondok Pesantren Mizan NU KH Maman Imanulhaq dan berbagai aktivis Muhammadiyah, Buruh Migrant, Sejuk, Indonesia Corruption Watch (ICW), ANTBI, Paramadina, Yayasan Denny JA tanpa Diskiriminasi, Ciputat School, Democracy Project dan Lingkaran Survei Indonesia (LSI). (Yus)