Liputan6.com, Jakarta - Ancaman di internet bukan lagi hal asing yang ditemui para netter. Mengingat jenis ancamannya yang semakin kompleks, maka cara mengatasinya pun tidak bisa bergantung hanya pada satu solusi.
Wakil Ketua Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII), Muhammad Salahuddien, mengatakan bahwa pengguna internet harus menggunakan berbagai solusi yang diperlukan dan harus sesuai dengan kebutuhan.
Salah satunya adalah dengan bertanya kepada para ahli keamanan pihak ketiga. Selain sistem keamanan, edukasi terhadap pengguna internet pun diperlukan.
"Pengetahuan dan kepedulian harus selalu ditingkatkan, karena banyak perubahan saat ini, seperti ada virus baru, malware baru, dan target baru. Sehingga mau tidak mau, edukasi dan kepedulian harus ditingkatkan terhadap ancaman internet ini," jelas Salahuddien di sela-sela acara Virtus Security Day 2014 di Ritz Carlton Kuningan, Jakarta.
Serupa dengan ancaman yang semakin beragam, motivasi para penjahat cyber pun semakin beragam. Namun menurut Salahuddien ada tiga motivasi utama yaitu uang, eksistensi, dan untuk tujuan khusus. Untuk yang terakhir biasanya dilakukan oleh cyber army.
Mendapatkan keuntungan material memang menjadi salah satu alasan utama bagi pelaku serangan cyber. Eksistensi biasanya dilakukan oleh hacker pemula, yang ingin bersenang-senang atau pamer kelihaian. Sedangkan cyber army biasanya digunakan oleh suatu lembaga atau pihak tertentu untuk menyerang musuh mereka.
"Cyber army ini biasanya dilakukan untuk spionase industri atau perdagangan, dan lainnya. Biasanya berkaitan dengan persaingan," tutur Salahuddien.
Pemerintah dan lembaga pendidikan merupakan pihak yang sering menjadi korban serangan di internet. Di luar itu, yang kini sedang marak adalah pelaku bisnis yang aktivitasnya berkaitan dengan internet seperti e-commerce dan media online.
Salahuddien mengungkapkan bahwa kolom komentar berita sering digunakan oleh para penyerang. Praktek yang paling umum adalah memancing pembaca untuk meng-klik link yang mereka posting dalam kolom komentar. Dari link yang di-klik tadi, pengguna tanpa sadar bisa saja telah menyebar spam atau terjebak jenis penipuan lainnya.
"Media juga sering menjadi korban, biasanya para penyerang ini tidak langsung menyerang end-user (pembaca). Sehingga banyak yang tidak sadar sudah menjadi korban," ungkapnya.
Ancaman Cyber Makin Kompleks, Kenali Motifnya
Mengingat jenis ancaman internet semakin kompleks, cara mengatasinya pun tidak bisa bergantung hanya pada satu solusi.
diperbarui 14 Mei 2014, 14:49 WIBIlustrasi (ist.)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Tips Skripsi Selesai 1 Bulan: Panduan Lengkap Menyelesaikan Tugas Akhir dengan Cepat
Pilbup Bogor, 20 Ribu Pendukung Padati Kampanye Akbar Rudy Susmanto-Jaro Ade
Hasil BRI Liga 1 2024/2025: Egy Maulana Vikri Menangkan Dewa United atas Bali United
Taraf Hidup Petani Mangga di Bondowoso Ini Meningkat Usai Diberdayakan BRI
Keluarga Kaya Pemilik Louis Vuitton Akuisisi Klub Sepak Bola Paris FC, Bakal Jadi Saingan PSG?
Roti dan Garam, Ini 2 Benda yang Kemungkinan Akan Diberi oleh Tetangga Jika Anda Pindah ke Jerman
Dukung Khofifah-Emil, Kaesang Sebut Pembangunan Jatim Harus Dilanjutkan
Fakta di Balik Kabar Viral Seputar Dunia Pendidikan, Simak Daftarnya
Simak, Cara Praktis Untuk Menghitamkan Uban
Link Live Streaming Liga Italia Serie A AC Milan vs Juventus, Minggu 24 November 2024 Pukul 00.00 WIB
6 Potret Krisdayanti Pakai Mawar Ungu di Debat Pilkada 2024, Raul Lemos Berjaket Merah Curi Perhatian
Ridwan Kamil Dinilai Mampu Jadikan Jakarta menjadi Kota Toleran