Bank Mandiri Lagi Apes

Langkah pemblokiran tersebut bisa mengurangi rasa khawatir dari nasabah akan adanya risiko penarikan dana dari pelaku kejahatan.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 15 Mei 2014, 09:22 WIB
(Foto: Fiky A/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Pemblokiran kartu automated teller machine (ATM) yang dilakukan manajemen PT Bank Mandiri Tbk mengundang reaksi berbagai macam dari para nasabah. Ada yang menolak, bahkan ada pula yang mendukung penuh.

Rubiana Sukardi, salah seorang nasabah Bank Mandiri yang sempat mengurus pemblokiran di  Bank Mandiri Kantor Cabang Pembantu (KCP) Jakarta Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) berkomentar, pemblokiran ribuan kartu ATM nasabah merupakan langkah cepat dari Bank Mandiri untuk mengamankan uang nasabah.

Menurut Dokter Anak di RSCM tersebut, langkah pemblokiran tersebut bisa mengurangi rasa khawatir dari nasabah akan adanya risiko penarikan dana nasabah besar-besaran dari pelaku kejahatan perbankan.

"Risiko taruh uang di bank ya begini, bisa diblokir, tapi untung cepat ketahuan jadi sangat bagus. Sehingga nggak lebih banyak memakan korban. Daripada kayak Bank Century," ucap Wanita berkulit putih itu kepada Liputan6.com, Jakarta, belum lama ini.

Walaupun Rubiana bukan korban kejahatan tersebut, namun dia mengatakan bahwa pembobolan tersebut dialami oleh rekannya. Dia bilang, saldo di ATM tiba-tiba lenyap belasan juta rupiah.

"Teman saya terima SMS ada pendebitan uang sebesar Rp 16 juta. Itu dilakukan dua kali debit. Padahal orangnya saja sedang di rumah, ATM tersimpan di dompet. Akhirnya teman saya langsung telepon Bank Mandiri dan minta diblokir," tutur dia.

Rubiana menganggap bahwa pelaku pembobolan atau hacker sangat memanfaatkan kelemahan sistem keamanan Bank Mandiri. Dia berharap, ke depan, Bank Mandiri dan perbankan lainnya dapat meningkatkan sistem keamanan lebih baik.

"Jahat ya hacker itu, ngambil uang orang lain. Tapi mungkin juga Bank Mandiri lagi apes, wong bank di luar negeri saja bisa kena hack. Jadi tingkatkan lagi sistem keamanan saja," Tutupnya. (Fik/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya