Liputan6.com, Jakarta - Pemilihan umum (Pemilu) Presiden masih memberikan sentimen kuat terhadap laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). IHSG diproyeksikan melanjutkan penguatan bila pengumuman peta koalisi dan calon wakil presiden mendukung IHSG pada perdagangan saham menjelang akhir pekan.
Kepala Riset PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo menuturkan, Joko Widodo (Jokowi), calon presiden dari PDIP yang belum mengumumkan calon wakil presidennya menimbulkan spekulasi untuk pelaku pasar.
Advertisement
Selama belum ada pengumuman, spekulasi akan terus berjalan sehingga bisa memberikan sentimen positif ke pasar. Meski demikian, Satrio menilai, indeks saham bisa saja turun di tengah kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak terlalu baik.
"Yang ada kini sentimen pemilu jadi tergantung mood pasar. Kalau pelaku pasar tidak sabar maka ada potensi melemah. Namun selama spekulasi terus berjalan indeks saham masih ada potensi menguat," ujar Satrio, saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (16/5/2014).
Satrio memprediksikan, IHSG berada di level resistance 5.050-5.100. Lalu level support di kisaran 4.950-4.960 pada Jumat pekan ini. "Kalau IHSG naik maka level 5.000 bisa tercapai. Kalau tembus level 4.950-4.960 maka tren naik hilang," kata Satrio.
Sementara itu, Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya mengatakam, IHSG masih ada potensi menguat dengan menguji level resistance 5.032. Hal ini ditunjukkan dengan IHSG yang berhasil ditutup di atas level resistance 4.971 pada Rabu 14 Mei 2014.
Penguatan indeks saham itu ditopang dari dana asing terus masuk ke bursa saham yang mencapai Rp 1,2 triliun. Lalu rupiah menguat hingga di bawah Rp 11.500 sehingga mendorong dana asing terus masuk. Total dana asing yang masuk ke bursa saham mencapai Rp 36 triliun dari awal Januari 2014 hingga Rabu 14 Mei 2014.
"IHSG masih dalam jalur uptren menuju 5.032 dengan support saat ini berada pada level 4.962," ujar William.
Untuk rekomendasi saham, William memilih saham PT Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).