Liputan6.com, New York Viagra sejak diperkenalkan pada masyarakat dan diproduksi massal pada 1998 menjadi pengobatan pilihan untuk pria yang mengalami disfungsi ereksi. Tapi, kini `pekerjaan ` viagra bisa digantikan oleh krim topikal yang sudah melewati fase pertama uji klinis.
Pil biru ikonik Viagra telah menawarkan bantuan bagi jutaan pria. Tapi, para lmuwan berusaha mencoba merancang metode yang tak perlu mengonsumsi obat tapi bisa mengenai jaringannya secara langsung.
Peneliti dari perusahaan bioteknologi Strategic Science & Technologies (SST) meyakini akan mencapai kesuksesan terbaru dalam pengobatan disfungsi ereksi dengan meminimalkan efeks samping dari konsumsi obat oral, termasuk sakit perut, mual, kemerahan pada wajah, dan sakit kepala.
Hal ini kebanyakan disebabkan risiko alami dari phosphodiesterase type 5 (PDE5), enzim yang merangsang aliran darah ke penis.
Krim topikal dari SST yang dikenal dengan SST-6006 menghindari efek samping dengan menurunkan 20 kali lipat dosis yang tersisa di aliran darah. Ini berarti dengan minum pil viagra dengan 50 miligram sildenafil akan meninggalkan sejumlah aobat dalam aliran darah pengguna. Sementara, krim topikal yang dioleskan secara langsung ke kulit akan meninggalkan konsentrasi yang lebih sedikit 20 kali. Untuk pengguna, ini berarti pengobatan yang lebih efisien.
"Kami berharap memulai tahap kedua uji klinis pada tahun ini untuk menunjukkan kemanjuran SST 6006 pada pasien dengan tujuan mengkomersilkan produk OTC topikal aman dan efektif untuk pria dengan disfungsi ereksi," kata Chief Executive Officer of SST, Dr. Eric Fossel, seperti dilansir MedicalDaily, Jumat (16/5/2014).
SST bukan biotek pertama yang mencoba membuat krim untuk disfungsi ereksi. Pada awal tahun 1996, sebelum Viagra memukul pasaran, peneliti bekerja keras mengembangkan cara untuk mengatasi kondisi tersebut.
Sebuah kelompok ilmuwan mengandalkan krim yang mengandung tiga obat yang berbeda untuk memperlebar pembuluh darah.
Saingan Baru Viagra, Krim Pengobat Disfungsi Ereksi
Pil biru ikonik Viagra telah menawarkan bantuan bagi jutaan pria. Tapi, para lmuwan berusaha membuat krim untuk mengatasi Disfungsi Ereksi.
diperbarui 16 Mei 2014, 21:00 WIB(Foto: Istimewa)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Pelajar IKN Diajak Tingkatkan Kreativitas Konten Melalui Workshop Visual Storytelling ITB
Mendadak KH Mahrus Ali Lirboyo Batalkan Penerbangan karena Pesawat Bau Mayit, Kisah Karomah Wali
Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan Gelar Bakti Sosial Serentak di Seluruh Indonesia
Pesan Prabowo Usai Helatan Pilkada 2024: Kalau Kalah, Mendukung yang Menang
Jejak Diplomasi Sultan Hamengkubuwono IX, Antara Tradisi dan Kemerdekaan
Kontaminasi Bakteri Hancurkan Misi Asteroid Ryugu
Di Ponpes Ayah Gus Baha Tak Banyak Peraturan, Kiai Harus Seperti Ini Kata KH Nursalim
Taylor Sander Bakal Merapat ke LavAni di Proliga 2025
4 Pemain Manchester United yang Mungkin Diangkut Ruud van Nistelrooy ke Leicester City
Peta Politik Parpol Pilkada 2024, KIM Plus Menang Telak atas PDIP?
Sejarah Singkat Museum Gedong Kirtya di Buleleng
Insiden Handball Kiper Manchester United Jadi Kontroversi, Kapten Bodo/Glimt Bocorkan Perbincangan Wasit