Liputan6.com, Jakarta - Melanjutkan sebelum libur Waisak kemarin, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona hijau bahkan sempat mencetak rekor tertinggi untuk tahun ini. Sentimen politik dan aksi beli bersih invetor asing menjadi pemicunya.
Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (16/4/2014) IHSG naik 39,935 poin (0,80%) ke level 5.031,571. Indeks saham LQ45 menguat 1,21% ke level 848,573.
Penguatan indeks didorong oleh kenaikan harga 150 saham. Tercatat juga, sebanyak 136 saham di tutup di zona merah. Sedangkan 97 saham diam ditempat.
Transaksi perdagangan pun cukup aktif pada hari ini. Terlihat, total frekuensi 230.271 kali dengan volume perdagangan mencapai 5,84 miliar. Nilai transaksi perdagangan saham juga terlihat tinggi yaitu mencapai Rp 8,76 triliun. Nilai perdagangan tersebut hampir sama dengan pada Rabu kemarin dan lebih tinggi dibanding rata-rata perdagangan saham harian yang berada di kisaran Rp 6 triliun.
Dari 10 sektor yang ada, 8 sektor ditutup di zona hijau dan sisanya ditutup di zona merah. Sektor saham aneka industri mengalami kenaikan 1,04% sedangkan sedangkan sektor infrastruktur menguat 2,68%. Sektor yang melemah adalah tambang yang tercatat 0,39% dan sektor perdagangan yang melemah 0,28%.
Gerak IHSG perkasa ini juga didukung dari aksi beli bersih investor asing. Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi beli sekitar Rp 2,1 triliun. Sementara itu, aksi jual pemodal lokal mencatatkan nilai yang sama yaitu Rp 2,1 triliun.
Saham-saham lapis kedua dan ketiga cenderung mencatatkan top gainer pada Jumat pekan ini. Saham-saham itu antara lain saham MCOR naik 32,18% ke level Rp 230 per saham, saham OKAS menguat 11,26% ke level Rp 168 per saham, saham CMPP naik 10,64% ke level Rp 520 per saham.
Advertisement
Sedangkan saham menekan indeks saham antara lain saham GTBO turun 11,09% ke level Rp 393 per saham, saham TMAS melemah 9,39% ke level Rp 280 per saham, dan saham AHAP melemah 8,26% ke level Rp 200 per saham.
Satrio Utomo, Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia menjelaskan, IHSG masih terkekang pada sentimen calon presiden dan wakil presiden.
Ketika peta koalisi bertambah jelas dan seusai dengan keinginan investor maka nantinya bukan tidak mungkin akan mencetak rekor lagi.
Namun jika hasil bincang-bincang politik untuk menentukan calon presiden dan calon wakil presiden tersebut tidak sesuai dengan keinginan pasar maka bukan tidak mungkin indeks akan terpuruk.
"Selain itu juga ada aksi beli asing yang membuat indeks kita bisa menembus level 5.000," pungkas Satrio.