Politik Adem Ayem Demokrat

Politik partai besutan Presiden SBY itu justru masih adem ayem. Belum juga menentukan pilihan untuk digandeng, meski pilpres sebentar lagi.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 17 Mei 2014, 00:07 WIB
(Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Oleh: Widji Ananta, Sugeng Triono, Silvanus Alvin, Ilyas Istianur Praditya

Partai-partai politik yang suaranya tak cukup untuk melaju ke kursi nomor satu RI, mulai `menyenggol` partai lain untuk bergabung. Namun tak demikian dengan Partai Demokrat, yang sama sekali tak `gerah` dengan langkah kawan sejalannya.Politik partai besutan Presiden SBY itu justru masih adem ayem, bergeming atau tak beranjak. Belum juga menentukan pilihan untuk digandeng, meski pemilihan presiden atau pilpres semakin dekat pada 9 Juli 2014.Sebagai partai politik yang sedang berkuasa, banyak yang mendorong agar partai ini ikut memunculkan calon presiden atau capres untuk bersaing dengan PDIP dan Partai Gerindra yang dengan koalisinya masing-masing sudah memunculkan nama.Kendati demikian, sang Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat itu hanya mengisyaratkan bahwa partai berlambang Mercy tidak akan mengusung capres meski telah menyelenggarakan konvensi."Demokrat kan juga tahu diri, suara hanya sekitar 10%, tidak dapat berbuat banyak," cetus SBY di Kantor Presiden, Jakarta, saat menunggu kedatangan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa dan Ketua Komite Ekonomi Nasional Chairul Tanjung, Jumat (16/5/2014) siang.

Walaupun sudah disambangi oleh Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie atau Ical di Kantor Presiden pada Rabu 14 Mei, bersama sejumlah politisi Partai Golkar lainnya seperti Agung Laksono, Syarif Cicip Sutardjo, dan M.S. Hidayat, SBY juga belum angkat suara.

Pertemuan tersebut, dibeberkan Ical, tidak membicarakan nama capres kepada SBY."Jadi kita tidak membahas nama, kita membahas prinsip bahwa kita bertanggung jawab pada Indonesia ke depan," ujar Ical di Kantor Presiden, Jakarta.

Selain membahas hal tersebut, pada pertemuan yang berlangsung sekitar 1 jam itu, Ical juga melaporkan ke SBY mengenai kesiapan partainya mengikuti pemilihan presiden 9 Juli mendatang.SBY pada kesempatan itu, lanjut Ical, juga merespons dengan baik. Bahkan, prinsip Golkar mengenai tujuan menyejahterakan rakyat juga merupakan cita-cita yang sama dengan Demokrat.

Pemenang Konvensi

Hasil Konvensi Capres Partai Demokrat yang diikuti oleh 11 peserta dari latar belakang yang berbeda --mulai dari politisi akademisi hingga pensiunan TNI-- yang sudah digelar sejak tahun lalu, akhirnya diumumkan pada Jumat sore. Ketua Komite Konvensi Partai Demokrat Maftuh Bashuni yang mengumumkan langsung.

Hasilnya, nama Dahlan Iskan berada di nomor wahid. Seperti dalam survei sebelumnya. Disusul oleh Pramono Edhie Wibowo, Marzuki Alie, Gita Wirjawan, Anies Baswedan, Ali Masykur Musa, Hayono Isman, Irman Gusman, Sinyo Harry Sarundajang, Endriartono Sutarto, dan Dino Patti Djalal.

Seluruh peserta konvensi memang belum dapat menandingi pamor capres parpol lain seperti Joko Widodo, Prabowo Subianto, dan Aburizal Bakrie.

Meski Dahlan Iskan unggul di Konvensi Demokrat, sebagai pemenang ia tampaknya bakal gigit jari. Sebab, perolehan suara Demokrat pada Pemilu Legislatif 2014 hanya sekitar 10 persen. Dahlan menyatakan tetap bersikap realistis. Ia menegaskan akan kian sulit atau mustahil jadi capres atau cawapres. "Ibaratnya dapat coklat yang enak, tapi coklat sudah diambil orang. Atau, seperti dapat coklat, saya nggak dapat makan," kata Dahlan di Kementerian BUMN, Jakarta.

Sementara Hayono Isman, mengaku bersyukur hasil yang diterimanya selama mengikuti pemilihan walaupun tidak berhasil memenangi konvensi. Sedangkan Gita Wirjawan merasa puas. Namun eks Dubes Indonesia untuk Amerika Serikat Dino Patti Djalal mengaku kaget dengan hasil perolehan suaranya, yang berada di urutan paling buncit. Ia pun lalu mempertanyakannya.

Meskipun dipastikan tak akan bisa mengajukan kandidat calon presiden pada Pilpres 2014, Partai Demokrat tetap 'menegakkan bahunya'. Bagi SBY tak ada yang sia-sia dari penyelenggaraan konvensi capres ini.

"Tidak pernah ada yang sia-sia," kata pria yang akrab disapa SBY ini di Kantor DPP Demokrat, Jakarta.

"Saya tak berkecil hati."SBY mengakui, kesebelas peserta konvensi capres adalah putra-putra terbaik bangsa. Menteri BUMN Dahlan Iskan dan peserta konvensi dinilai merupakan sosok-sosok pemimpin terbaik yang dimiliki negeri ini.

Sebelum pengumuman hasil konvensi, nama Sri Sultan Hamengku Buwono X mencuat untuk disandingkan dengan pemenang  dari Konvensi Demokrat. Nama Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) itu masuk ke dalam `radar` capres Partai Demokrat karena dinilai mampu mengimbangi capres PDIP Jokowi dan usungan Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Salah satu peserta Konvensi Capres Partai Demokrat, Irman Gusman mengaku tak sakit hati jika partai pimpinan Presiden SBY itu berpindah ke lain hati.

"Begini, yang namanya wacana sah-sah saja dibicarakan, tentu ada dasarnya kan barangkali survei internal Demokrat figur Pak Sultan yang mampu imbangi Jokowi dan Prabowo," kata Irman di Jakarta.

Bila ternyata Demokrat mendukung Sultan sebagai capres, putra bungsu SBY yang akrab disapa Ibas itu menyatakan tidak ada yang sia-sia dari konvensi capres yang digelar partainya. Ia mengatakan semua belum ada keputusan dari Partai Demokrat.

"Seperti yang saya sampaikan. Berikhtiar. Demokrat itu menciptakan pemimpin bangsa. Tokoh-tokoh di dalam konvensi itu bukan tokoh sembarangan. Pengalaman dan segala-galanya. Jadi tidak sia-sia dan belum ada keputusan dari Demokrat," kata Ibas.

Ibas pun menegaskan, keputusan terkait semua opsi yang akan dipilih Demokrat, apakah bergabung dengan poros yang ada, atau membuat poros baru akan diambil melalui rapat pimpinan nasional (rapimnas).

Rapimnas untuk menyikapi hasil konvensi Demokrat serta menentukan arah koalisi mendatang, akan digelar pada 18 Mei.

Elektabilitas Turun

Ketua Umum Partai Demokrat SBY mengakui elektabilitas capres hasil konvensi tidak setinggi Jokowi dan Prabowo Subianto. Namun, SBY mengingatkan agar capres unggulan tidak berbusung dada karena bisa kalah dalam laga Pilpres 2014."Saya tahu kali ini elektabilitas mereka (peserta konvensi) memang di bawah capres unggulan. Tapi insya Allah di waktu akan datang kita lebih unggul. Karena belum setinggi capres papan atas, maka ini juga membatasi pilihan yang diambil Partai Demokrat," kata SBY di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta. Berdasarkan Pilpres 2004 dan 2009, saat memilih cawapresnya sendiri, SBY mengaku melakukan perhitungan yang cermat. Saran itulah yang SBY sampaikan kepada para capres."Kesalahan capres-cawapres adalah apabila melakukan salah perhitungan, mis kalkulasi. Maka itulah harus cermat, tepat, dan benar sehingga kemungkinan kalah sedikit," ungkap SBY.

SBY juga mengungkapkan bahwa dirinya belum tahu, kepada capres siapa dukungan Demokrat akan diberikan."Saya ingin merespons berbagai pertanyaan pada hari terakhir ini yaitu bagaimana sikap dan posisi Demokrat. Apakah Demokrat akan mendukung salah satu calon presiden papan atas, Jokowi atau Prabowo? Atau Partai Demokrat barangkali membentuk koalisi baru dan mengajukan calonnya sendiri? Atau Partai Demokrat memilih sikap tidak mendukung siapa-siapa dan menyerahkan segala sesuatunya kepada kader dan anggota," kata SBY di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta.Menurut SBY, Partai Demokrat menyadari, untuk Pemilu 2014 ini suara yang diraih hanyalah 10%. Dengan suara tak banyak seperti itu, Demokrat pun pasrah dengan tidak mencalonkan presiden sendiri. Mungkin saja rakyat kali ini menginginkan capres dari partai lain. (Ans)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya