Mahasiswa UGM Ciptakan Alat Peraga Gigi untuk Tuna Netra

Lima orang mahasiswa Universitas Gajah Mada membuat alat peraga gigi berukuran besar.

oleh Yanuar H diperbarui 17 Mei 2014, 10:51 WIB

Liputan6.com, Jakarta Lima orang mahasiswa Universitas Gajah Mada membuat alat peraga gigi berukuran besar. Alat peraga gigi ini sudah dilengkapi sistem elektronik berbasis mikrokontroler. sehingga alat peraga berbahan limbah serbuk kayu ini akan menghasilkan suara secara otomatis jika menyentuh gigi.

Gigi tiruan interaktif ini dinamai ‘tootells’ atau gigi berbicara. Alat ini akan memberikan informasi selama satu menit, dan akan mendengarkan penjelasan mengenai bagian-bagian pada gigi atau penyakit pada gigi seperti email, dentin, pulpa hingga gigi berongga.

“Kelebihan alat peraga gigi yang kita buat ini, selain besar, juga dilengkapai sensor sentuh, salah satu bagian ditekan akan muncul bunyi,” kata Aprialiani Astuti, mahasiswa dari prodi pendidikan Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi UGM, ditulis Sabtu (17/5/2014).

April menyampaikan, alat peraga ini ditujukan untuk kalangan tunanetra sebagai pengenal tentang pentinganya kesehatan gigi dan mulut. Namun tidak menutup kemungkinan alat peraga gigi ini juga sebagai media pembelajaran bagi anak-anak dan orang dewasa untuk lebih tahu banyak kesehatan gigi dan mulut.

“Alat peraga ini bisa jadi altenatif media pembelajaran untuk mempelajari anatomi gigi,” kata April didampingi, empat mahasiswa lainnya, Isti Noor Masita, Navikatul Ula, Hamzah Assaduddin, dan Brisma Meihar Arsandi.  

April mengakui, selama ini alat media pembelajaran gigi yang sudah ada sangat sulit dipakai untuk menjelaskan secara detail tentang anatomi gigi kepada para siswa tuna netra. Ini karena ukuran alat peraga gigi yang ada dibuat terlalu kecil.

Saat ini, media pembelajaran gigi ini sudah dikenalkan di salah satu Sekolah Luar Biasa khusus Tunanetra di Kota Yogyakarta. Menurut pengakuan April, banyak siswa tunatera yang senang dengan kehadiran alat peraga ini. Selain memudahkan, mereka juga makin tahu lebih banyak bagian anatomi gigi. Siswa juga tahu beberapa penyakit pada gigi.
 
Sementara itu, mahasiswa prodi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Hamzah Assaludin menjelaskan, pembuatan alat peraga ini memakan waktu selama 4 bulan dan menghabiskan biaya 3 juta. Hingga saat ini pihaknya baru membuat satu alat peraga.

“Kita baru membuat gigi graham, sedangkan tiga jenis gigi lainnya akan kita buat juga,” katanya. (Fathi mahmud)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya