Tentukan Arah Koalisi, Rapimnas Golkar Digelar Tanpa JK

JK belakangan digadang-gadang akan menjadi cawapres pendamping capres PDIP Joko Widodo.

oleh Oscar Ferri diperbarui 18 Mei 2014, 14:53 WIB
Jokowi bertemu JK secara kebetulan di ruang tunggu keberangkatan VIP Bandara Halim Perdanakusuma (Herman Zakaria/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Partai Golkar menggelar Rapimnas ke-VI untuk menentukan arah politik dalam menghadapi Pilpres 9 Juli nanti. Dalam Rapimnas itu hadir sejumlah petinggi dan kader partai beringin.

Namun, dari hiruk-pikuk dan lalu lalangnya petinggi dan kader Golkar, tidak terlihat sama sekali sosok mantan Ketua Umum Golkar Jusuf Kalla (JK). Padahal, dalam Rapimnas yang digelar di Jakarta Convention Centre, Jakarta, Minggu (18/5/2014) itu, terlihat Ketua Dewan Pertimbangan Golkar Akbar Tanjung, Ketua Dewan Penasehat Suswono Yudho Husodo, Ketua Umum Aburizal Bakrie, Sekretaris Jenderal Idrus Marham, Wakil Sekjen Nurul Arifin, Bendahara Umum Setya Novanto, dan Ketua DPP sekaligus Ketua Ormas Angkatan Muda Partai Golkar Yorris Raweyai.

Belum diketahui dengan pasti apakah pria yang akrab disapa JK bakal hadir. Sebab, sebelumnya mencuat nama JK bakal menjadi salah satu pembahasan agenda Rapimnas.

Adapun pembahasan JK itu lantaran belakangan digadang-gadang akan menjadi cawapres pendamping capres PDIP Joko Widodo.

Namun Wasekjen Golkar Nurul Arifin mengatakan, semua politisi Golkar diundang dalam Rapimnas. "Jadi para pesertanya adalah DPP, DPD 1, organisasi, sayap partai," ujar Nurul.

Kabar nama JK sebagai kandidat kuat cawapres pendamping Jokowi kian berhembus kencang. Apalagi sebelumnya, Jokowi tidak mengiyakan dan tidak juga membantah bahwa nama kandidat cawapres salah satunya adalah JK.

Jokowi sendiri mengaku sudah mengantongi nama-nama kandidat cawapresnya. Dari sekian nama, mengurucut jadi 2. Inisialnya J dan A. Jokowi sendiri hanya tertawa saat ditanya mengenai J dan A sama-sama merupakan putra kelahiran Sulawesi Selatan.

Sementara Golkar, sejauh ini masih mengusung Ical sebagai bakal capresnya. Namun, Golkar sendiri belum menentukan arah politiknya, apakah tetap mempertahankan pengusungan Ical tersebut, atau berkoalisi dengan partai lain.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya