Liputan6.com, Jakarta - Sentimen politik dan data ekonomi global kemungkinan mempengaruhi gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan. Sentimen politik masih menjadi sentimen kuat untuk mempengaruhi laju IHSG.
Analis PT Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe mengatakan, IHSG bakal menguat dan melemah tergantung dari sentimen politik. Sentimen domestik ini dinilai lebih kuat dibandingkan sentimen eksternal untuk mempengaruhi gerak IHSG.
Advertisement
Pelaku pasar menanti calon wakil presiden (cawapres) dari calon presiden Joko Widodo (Jokowi) yang diusung PDIP, Partai Nasdem dan PKB. Sejumlah nama memang dikabarkan akan menjadi pendamping Joko Widodo seperti Jusuf Kalla dan Abraham Samad.
"IHSG untuk potensi menguat ada, dan melemah juga ada. Ini tergantung siapa cawapres Jokowi. IHSG akan berada di kisaran 4.900-5.150 dalam sepekan," tutur Kiswoyo, saat dihubungi Liputan6.com, Senin (19/5/2014).
Menurut Kiswoyo, bila figur cawapres disukai pelaku pasar maka ada potensi IHSG turun untuk aksi ambil untung lalu kembali menguat. "Kalau cawapres tak sesuai harapan pelaku pasar maka IHSG akan naik baru berpotensi melemah," kata Kiswoyo.
Sementara itu, Analis PT MNC Securities, Reza Nugraha menuturkan, IHSG berpeluang menguat hingga pertengahan pekan ini. Hal itu didukung dari sentimen politik. Namun, ada potensi aksi ambil untung yang dapat menekan indeks saham seiring sudah menguat signifikan.
"Selain itu, banyak data-data ekonomi yang keluar pada pekan ini khususnya dari faktor regional, ada pertemuan The Fed, existing home sales AS, dan euro consumer confidence," kata Reza.
Reza memperkirakan, kecenderungan IHSG ada koreksi. Hal itu karena belum ada sentimen baru yang mempengaruhi IHSG. Pelaku pasar memang masih menunggu pendamping calon presiden. Masa wait and see itu, pelaku pasar diperkirakan memanfaatkan aksi ambil untung.
"IHSG akan berada di level support 4.850-4.900 dan resistance 5.010-5.050 selama sepekan," tutur Reza.
Ekonom David Sumual memperkirakan, IHSG bakal reli dalam jangka pendek. Hal itu didukung dari aliran dana asing masih akan masuk ke pasar modal.
Untuk rekomendasi saham selama pekan ini, Kiswoyo merekomendasikan, saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR). "Buy on weakness saham tersebut bila bursa saham mengalami koreksi," kata Kiswoyo.
Sedangkan Reza memilih sektor saham perbankan, konstruksi, dan konsumsi untuk diperhatikan oleh pelaku pasar pada pekan ini. (Ahm/)