Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia (RI) menyatakan bahwa Indonesia saat ini kekurangan ahli panas bumi. Hal ini disebabkan karena banyak ahli panas bumi asal Indonesia yang bekerja di luar negeri.
Direktur Panas Bumi Direktorat Energi Baru Terbarukan Konsevasi Energi (EBTKE) ESDM Tisnaldi mengatakan, para ahli panas bumi sulit diajak kembali ke Indonesian karena bayaran di luar negeri lebih besar ketimbang di dalam negeri.
"Banyak ahli panas bumi di luar sana yang sulit diajak pulang," kata Tisnaldi, dalam worshop media tentang kegiatan usaha panasbumi, di Kantor Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jakarta, Senin (19/5/2014).
Tisnaldi menambahkan, pihaknya pernah mengajak pulang para ahli panas bumi yang berada di luar negeri. Namun ajakan tersebut tidak berhasil karena para ahli tersebut menantang jaminan upah yang setara dengan bayaran di luar negeri. " Kami ditantang soal gaji, ya tidak berani," ungkap Tisnaldi.
Kekurangan ahli panas bumi juga menjadi salah satu penyebab pengembangan panas bumi di Indonesia melambat.
Selain itu, proses perizinan juga menjadi faktor pengenmbangan panas bumi di Indonesia melambat, karena itu ia berharap kepada seluruh stakholder agar pengembangan panas bumi dapat didukung dan dipercepat proses perizinannya.
"Pemerintah Daerah juga sangat penting pengaruhnya sehingga pengerjaan proyeknya berjalan dengan cepat," tutupnya. (Pew/Gdn)
Energi & Tambang