7 Kebiasaan Buruk yang Sering Dilakukan Bos di Kantor

Tak jarang para pegawai dibuat kecewa dan kinerjanya terganggu karena sikap atau kebiasaan buruk para atasan.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 19 Mei 2014, 21:15 WIB
(Foto: Women Agenda)

Liputan6.com, New York - Masalah dengan atasan seolah telah menjadi bagian dari lika-liku karir di kantor. Tak jarang para pegawai dibuat kecewa dan kinerjanya terganggu karena sikap atau kebiasaan buruk para atasan.

Tak heran, banyak bawahan yang tidak menyukai atasannya saat sedang bekerja. Jika para atasan dapat bersikap benar dan dewasa, para karyawan tentu akan selalu merasa nyaman bekerja dengannya.

Sayang, banyak atasan yang tidak bisa berperilaku baik pada karyawan karena merasa memiliki posisi yang lebih tinggi. Berikut tujuh kebiasaan buruk yang sering dilakukan atasan di kantor seperti dikutip dari Lifehack.org, Senin (19/5/2014):


1. Tidak berkomunikasi dengan baik

Sebagai atasan, Anda seharusnya menyadari keterbatasan untuk membaca pikiran para pegawai. Lantas mengapa Anda selalu berharap bawahan atau tim memahami apa yang Anda inginkan.

Saat atasan dan bawahan memiliki komunikasi yang sangat minim, ini akan berdampak negatif pada kinerja keduanya. Saat atasan hanya meminta pegawai memahaminya tanpa berusaha berkomunikasi dengan baik dengannya, itu hanya akan membuat tempat kerja menjadi penuh tekanan.

2. Terlalu bangga akan jabatan

Berada di posisi yang cukup tinggi sering memunculkan perasaan bahagia. Tapi cepat-cepat usir perasaan tersebut karena hanya membuat orang tidak menyukai Anda.

Hanya karena Anda berada di posisi yang lebih tinggi, bukan berarti lebih baik dari bawahan di kantor. Ingat, para pegawai cenderung menghargai kontribusi dan cara kerja Anda dibandingkan jabatan yang kini digenggam.

3. Tidak memberitahu visi dalam bekerja

Saat menghadapi satu pekerjaan, para atasan tentu mengharapkan karyawannya bersama-sama mencapai satu visi. Komunikasikan apa yang Anda harapkan dari pekerjaan, agar para karyawan tak kesulitan menebak-nebak seperti apa yang Anda inginkan.

4. Merasa tahu segalanya

Bertindak seperti atasan yang selalu bersikap seolah mengetahui segalanya, hanya akan menganggu para karyawan. Berhentilah bersikap seperti Anda menguasai semua ilmu dan mulailah memperlakukan karyawan dengan baik.

Para atasan yang sok tahu selalu ingin menang sendiri dan tidak suka dibantah. Daripada bersikap seperti itu, berilah kebebasan bagi para karyawan untuk menyuarakan pendapatnya dan belajarlah untuk berpikir lebih terbuka.

5. Berikan kebebasan yang cukup bagi para pekerja

Beberapa atasan menentukan aturan yang ketat bagi para karyawannya. Berhenti bersikap seperti bos militer dan berusahalah untuk mengerti kebutuhan para karyawan.

Banyak penelitian membuktikan, para karyawan yang diberikan kebebasan dan rasa bahagia akan bekerja lebih produktif dibandingkan para pegawai yang dikekang banyak aturan.

6. Terlalu banyak menciptakan persaingan

Sedikit persaingan dalam bekerja dapat menjadi hal positif yang memotivasi para karyawan. Tapi jika Anda terus menerus melibatkan karyawan dalam banyak persaingan, itu hanya akan memperburuk suasana kerja.

Daripada memicu persaingan antar pegawai dengan memuji salah satu darinya, lebih baik Anda memotivasi tim kerja dengan menghargai pekerjaannya. Bukan dengan membandingkan dirinya dengan karyawan lain.

7. Mengangkat jabatan karyawan sebelum dirinya siap

Sebelum menawarkan pengangkatan jabatan pada karyawan sebaiknya Anda memikirkan matang-matang kesiapannya terlebih dahulu.

Jika pilihan Anda keliru mengangkat seseorang yang belum siap ke posisi yang lebih tinggi, maka orang tersebut hanya akan mengacaukan kinerja tim di kantor.(Sis/Nrm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya