Hadapi Koalisi Besar, Jokowi Diperintahkan PDIP Rajin Blusukan

Dukungan media tetap sangat penting. Tapi bergerak dan bersentuhan dengan masyarakat dinilai lebih penting.

oleh Edward Panggabean diperbarui 20 Mei 2014, 13:38 WIB
Capres dari PDIP Joko Widodo (ketiga kiri) bersepeda bersama cawapresnya Jusuf Kalla dari kediaman Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri di Menteng, menuju gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta Pusat, Senin (19/5). (ANTARA FOTO/Fanny Octavianus)

Liputan6.com, Jakarta - PDI Perjuangan memerintahkan calon presiden Joko Widodo dan calon wakil presiden Jusuf Kalla (JK) untuk turun langsung ke masyarakat alias blusukan. Cara ini dianggap lebih efektif mengumpulkan dukungan rakyat daripada mengandalkan media untuk tebar pesona.

"Jokowi sebanyak mungkin harus bersentuhan dengan masyarakat, termasuk JK," tegas Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo di sela Rakornas PDIP di Hotel Luwansa, Kuningan, Jakarta, Selasa (20/5/2014).

"Media penting, 81 persen masyarakat Indonesia melihat tv. Tapi tv juga ngga efektif untuk pemenangan," sambungnya.

Bagaimanapun, lanjutnya, dukungan media tetap sangat penting. Tapi bergerak dan bersentuhan dengan masyarakat dinilai lebih penting.

Terkait koalisi besar yang akan dihadapi Jokowi, yakni koalisi Partai Gerindra, PAN, PPP, PKS, Golkar, dan PBB, Tjahjo mengatakan kondisinya akan sangat berbeda.

"Bicara pilpres sangat beda denga pileg. Pilpres itu figur yang dipilih, parpol hanya sebagai pelengkap," tandas dia.

Pasangan Jokowi-JK didukung oleh 4 parpol dalam Pilpres 2014. Jumlah total suara dukungan berdasarkan hasil Pemilu 2014 sebesar 39,97%.

Sementara, pasangan Prabowo Subianto dan cawapres-nya Hatta Rajasa sudah mengantongi dukungan 6 parpol. Yakni, Partai Gerindra, PAN, PKS, PPP, PBB, dan Partai Golkar. Dengan begitu jumlah suara dukungan untuk pasangan Prabowo-Hatta berdasarkan hasil Pemilu 2014 sebesar 48,93%. (Mut)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya