Ical ke Prabowo, Kader Golkar Dinilai Cenderung Pilih Jokowi-JK

Faktor Jusuf Kalla yang menjadi pasangan Jokowi memainkan peran penting dalam memecah suara Golkar.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 20 Mei 2014, 14:51 WIB
Jokowi dan JK digadang-gadang menjadi salah satu calon duet Capres dan Cawapres (Ilustrasi: twitter.com)

Liputan6.com, Jakarta - Pada detik-detik terakhir, Ketua Umum (Ketum) Golkar Aburizal Bakrie atau Ical menjatuhkan pilihan berkoalisi dengan poros Gerindra dan mendukung duet Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa. Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menilai, meski Ical mendukung Prabowo, belum tentu seluruh kader Golkar ikut beri dukungan serupa.

"Dukungan Golkar ke Jokowi-JK 32,34%. Sedangkan dukungan Golkar ke Golkar hanya 24,15%, sisanya yang belum memutuskan 43,51%," jelas peneliti LSI Ardian Sopa di Jakarta, Selasa (20/5/2014).

Namun, Ardian mengatakan hal tersebut sudah diprediksi oleh Ical sebelumnya. Oleh karena itulah, hasil Rapimnas VI Golkar beberapa hari lalu menetapkan Ical sebagai pemegang mandat untuk jadi capres atau cawapres dan memberi dukungan pada capres tertentu.

"Dengan keadaan seperti ini pergolakan sudah tereliminir. Tapi memang tak menghilangkan fakta ada banyak faksi," tuturnya.

Ardian mengatakan, faktor Jusuf Kalla yang menjadi pasangan Jokowi memainkan peran penting dalam memecah suara Golkar. "Ada JK, dia bawa gembong besar pemilih JK. Faksi Ical dan faksi JK, kalau kita lihat banyak pengaruh atau tidak itu keduanya sama-sama kuat," kata Ardian.

Meski demikian, faktor capres tetap menjadi kunci utama. Bahkan, lanjut Ardian, jika pendukung JK di Golkar membuat suatu gerakan akan kurang signifikan dampaknya.

"Efeknya untuk rebut suara dari dalam nggak besar, tapi dari ketokohan. Misal Poempida yang jadi jubir dan dukung JK, dia hanya riak dalam lautan yang luas. Seberapa besar sih jaringan Poempida," tandas Ardian. (Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya