Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menyebut terjadi peningkatan tipis terhadap target volume bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tahun ini dari 48 juta kiloliter (kl) menjadi 48,5 juta kl. Pihaknya berupaya keras menjaga kuota dan anggaran BBM bersubsidi.
"PT Pertamina (Persero) telah memproyeksikan volume BBM bersubsidi 2014 sekitar 48,5 juta kl. Tapi kita tetap pakai 48 juta kl. Jadi ada kemungkinan naik," ujar Menteri Keuangan (Menkeu) Chatib Basri di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (20/5/2014).
Chatib mengaku bahwa anggaran subsidi BBM pun melonjak akibat pelemahan nilai tukar rupiah dan kewajiban lain. Lanjutnya, setiap pelemahan kurs rupiah Rp 100 per dolar AS, maka membutuhkan tambahan subsidi triliunan rupiah.
"Setiap kenaikan Rp 100, maka butuh tambahan biaya subsidi Rp 3 triliun. Jika dihitung sekitar Rp 36 triliun karena rupiah saat ini Rp 11.700, jadi perlu ada pemangkasan belanja lain," terang dia.
Chatib mengatakan, pemerintah membuka semua opsi. Namun kebijakan strategis tentu perlu melihat kondisi politik Indonesia yang sebentar lagi akan menggelar pemilihan umum (pemilu).
"Nanti kalau pemerintahan baru punya pandangan lain. Tapi tugas kita menjaga anggaran 2014 supaya aman buat pemerintahan baru. Kalau mau melakukan adjusment silahkan saha, tapi kan agak sulit mendahului karena kebijakan strategis," papar dia.
Sementara Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan, Askolani menyebut, Pertamina telah mengusulkan tambahan kuota BBM subsidi sebanyak 500 ribu kl. "Kalaupun tambah ya nggak banyak. Tapi kalau anggaran BBM naik karena kurs serta dampak dari harga minyak," pungkas dia. (Fik/Nrm)