Liputan6.com, Jakarta - Meski tidak didukung partainya sebagai calon wakil presiden yang mendampingi calon presiden Joko Widodo, Jusuf Kalla yakin bisa memenangkan Pemilu Presiden 9 Juli mendatang. Keyakinan ini lantaran pilpres berbeda dengan Pemilu Legislatif.
"Pilpres itu pemilihan figur. Ya sekarang kepada kader tentu berpikir dan juga memilih, mana dipilih. Apakah kader sendiri atau ketua partai lain? Ya jangan disalahkan kader itu. Itu tentu saja hak asasi dan itu bisa saja terjadi," ujar JK saat menghadiri rapat koordinasi nasional PDIP di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Selasa (20/5/2014).
Advertisement
Karena alasan ini juga, lanjut JK, kendati mesin partai tidak bekerja untuk mendukung pencalonannya, tapi mantan wakil presiden itu yakin kader tetap bekerja.
"Kita tidak masif, tidak butuh mesin partai buat saya calon dengan Pak Jokowi. Tapi namanya teman-teman itu, kader dengan kader pasti bekerja juga," pungkas JK.
Berpasangan dengan Jokowi, JK diusung PDIP, Nasdem, PKB, dan Hanura. Dia mengingatkan, peran partai politik hanya sebagai mesin pendukung untuk meloloskan pasangan capres-cawapres pada pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum.
Duet capres-cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla dijagokan koalisi 4 parpol. Mereka adalah PDIP, Partai NasDem, PKB, dan Partai Hanura. Total kekuatan perolehan suara 39,97%.
Koalisi ini jauh lebih langsing ketimbang rivalnya, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang diusung koalisi 6 parpol. Mereka yakni Gerindra, PPP, PAN, PKS, Golkar, dan PBB. Total kekuatan perolehan suara 48,93%. (Sss)