Liputan6.com, Jakarta - Untuk saat ini Partai Demokrat memilih tidak mendukung kedua pasangan capres, Jokowi-JK atau Prabowo-Hatta. Sekjen Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) menerangkan partainya berada dalam posisi menunggu dan belum memihak ke siapapun.
Meski begitu Ibas berharap kepada capres peserta Pemilu untuk melanjutkan program SBY. "Program SBY saya harap dapat dilanjutkan. Kami menunggu dan melihat agar kami dapat sampaikan dukungan suara kami nanti," kata Ibas di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Selasa (20/5/2014).
Ketua Harian DPP Partai Demokrat Syarief Hasan menjelaskan, meski belum mendukung Jokowi atau Prabowo, pihaknya tak menyuruh kadernya golput. Sampai saat ini, partai berlambang mercy masih akan melihat capres mana yang akan melanjutkan program SBY.
"Pada saatnya nanti PD akan tentukan ke mana suara diberikan melalui mekanisme organisasi," ujar suami Inggrid Kansil itu.
Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengatakan, partainya akan bersikap netral dalam Pilpres ini. Sebab, Demokrat bukan partai oportunis. "Tetap netral, mandiri. Bapak bilang tak boleh oportunis dan tak boleh minta-minta jabatan," tandas Ruhut.
Sejauh ini, ada 2 poros koalisi. Pertama, poros PDIP, Nasdem, PKB, dan Hanura yang memegang modal suara Pileg gabungan sebesar 39,97%. Kedua Gerindra, PAN, PPP, PKS, Golkar, dan PBB dengan akumulasi suara 48,93%. Gabungan suara itu sudah memenuhi presidential threshold, 25% suara sah nasional atau 20% kursi DPR. (Mut)
Advertisement