Kecurangan Masif di Pileg, Komisi II Usulkan Pansus Pemilu

Anggota Komisi II DPR Herman Kadir menilai pileg lalu terjadi banyak kecurangan masif sehingga banyak dilakukan pemilihan ulang.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 21 Mei 2014, 15:00 WIB
Panitia Pemungutan Suara (PPS) melakukan penghitungan ulang atas perolehan suara dalam Pemilihan Legislatif yang diselenggarakan Rabu (09/04/14) kemarin (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Komisi II DPR menggelar rapat dengan Komisi Pemilihan Umum. Agenda rapat adalah evaluasi pelaksanaan Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 9 Juli mendatang.

Anggota Komisi II DPR Herman Kadir menilai pileg lalu terjadi banyak kecurangan massif sehingga banyak dilakukan pemilihan ulang.

"Pemilu sekarang transaksi money politics sangat sistematis, masif, dan terstruktur karena kesempatan menghitung suara sampai 3 hari. Jadi ada peluang orang melakukan transaksi-transaksi suara. Saksi dari parpol lelah kemudian pulang dan akhirnya terjadi transaksi di situ," ujar Herman di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (21/5/2014).

Untuk mencegah kecurangan serupa terjadi lagi di pilpres, Herman mengusulkan agar dibentuk panitia khusus (pansus) pemilu.

Politisi Partai Amanat Nasional itu pun berandai-andai bila Ketua Mahkamah Konstitusi masih dijabat Mahfud MD. Menurut Herman, pemilu pasti akan diulang.

"Kalau Mahfud MD ketuanya ini akan pemilu ulang, saya nggak tahu kalau Hamdan Zoelva. Usulan saya perlu dibentuk pansus pemilu. Pilpres bahaya sekali, akan ada transaksi jual-beli suara. Siapa yang besar uangnya dia yang akan menang," jelas Herman. (Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya