Liputan6.com, Amsterdam Otak manusia merupakan organ tubuh yang penting, unik, namun pelik. Sungguh kita harus berhati-hati kalau mengutak-atik organ yang satu ini. Salah-salah, seseorang yang kita kenal di masa lalu bisa mendadak menjadi seorang baru yang tidak kita kenal.
Berikut ini kutipan dari News.com.au, 20 Mei 2014 tentang dampak samping suatu bedah otak.
Advertisement
Para peneliti terkesima setelah melihat seorang pria yang baru saja mendapatkan perawatn untuk penyimpangan obsesif-kompulsif (obsessive-compulsive disorder—OCD) mendadak menjadi penggemar Johnny Cash—pesohor zaman dulu—setelah suatu alat perangsang otak ditanam dalam kepalanya.
Sebagaimana dilaporkan dalam jurnal Frontier in Behavioral Neuroscience oleh Mariska Mantione dan rekan-rekannya, ada suatu kasus tentang Mr. B., seorang pria Belanda berusia 58 tahun yang menderita penyimpangan OCD yang parah sejak masih berusia 13 tahun.
Sebagai upaya terakhir, pria itu diberikan rangsangan mendalam pada otaknya (deep brain stimulation—DBS), yakni suatu pembedahan yang melibatkan penanaman peralatan kedokteran yang dikenal dengan alat pacu otak. Alat ini mengirimkan denyut-denyut listrik kepada bagian-bagian tertentu dalam otak.
Pengobatan itu berhasil baik, kata para peneliti, karena kecemasan dan gejala-gejalanya menurun. “Dapat dilaporkan bahwa Mr. B. merasa sangat percaya diri, tenang dan tegas dan ia mulai memanggil dirinya sendiri dengan sebutan ‘Mr. B. II’, yang adalah versi baru dirinya yang lebih baik,” demikian tertulis dalam makalah.
Namun demikian, ada suatu dampak sampingan yang tidak biasa. Otak Mr. B. menjadi tergila-gila kepada Johnny Cash.
“Setengah tahun setelah bedah DBS, Mr. B. mengatakan bahwa ia menjadi penggemar Johnny Cash. Ia mendengarkan melalui radio, ketika ia secara tidak sengaja mendengar lagu Ring of Fire oleh penyanyi itu dan mengalami sentuhan mendalam oleh lagu itu. Belakangan Mr. B. mendengarkan lebih banyak lagi lagu-lagu Johnny Cash dan mendapati bahwa dirinya sangat tersentoh oleh suara serak dan rendah penyanyi itu,” tulis para peneliti.
“Mr. B. melaporkan bahwa ia mendapatkan perasaan enak sesudah perawatan dengan DBS dan lagu-lagu Johnny Cash membuatnya tambah nyaman. Sejak saat itu, Mr. B. terus menerus hanya mendengarkan Johnny Cash dan membeli semua CD dan DVDnya…Sejak pertama kalinya Mr. B. mendengarkan lagi Johnny Cash, semua yang lainnya tidak digubris.”