Liputan6.com, London Samantha Wake (20) tak bisa berhenti menggaruk-garuk wajahnya. Sehari saja ia bisa menghabiskan waktu enam jam untuk menggaruk-garuk kulitnya sampai berdarah. Hasilnya, ada puluhan bekas luka di wajahnya.
Kondisi yang dialami Wake karena ia mengalami dermatillomania yakni menggaruk kulit kompulsif. Dermatillomania diduga mempengaruhi satu dari 500 orang di Inggris dan sebagian besar adalah perempuan.
"Orang-orang bertanya kepada saya apa yang terjadi dengan wajah saya. Yang benar adalah saya yang melakukan ini sendiri dan saya tak berpikir saya bisa berhenti melakukannya," kata Wake seperti dilansir MailOnline, Jumat (23/5/2014).
Wake mengungkapkan, jaringan parut di wajahnya membuat dokter harus mempelajari lebih lanjut mengenai kondisinya. Ketika pertama kali mengalami gejala itu, Wake merasa dokter tak menganggapnya serius.
Bekas luka yang dialami Wake akan ada selama sisa hidupnya. Dan itu semua akan bertambah buruk jika ia tak bisa berhenti. "Saya tahu wajah saya penuh dengan bekas luka tapi saya tak bisa menjangkaunya karena ada begitu banyak koreng. Hidung saya yang terburuk dan pipi kiri saya yang parah," katanya.
Menurut Wake, pagi dan malam hari merupakan waktu terburuk. Saat bangun tidur, hal pertama yang dilakukannya adalah bercermin. Apabila ia sudah mulai menggaruk, ia tak bisa memikirkan hal lain.
Ritual menggaruk ini berdampak pada kesehatan emosional Wake. Setelah melakukannya ia merasa bersalah dan tertekan. Pada gilirannya, ia malu jika berada di depan umum.
"Saya biasanya memakai lapisan makeup yang tebal ketika saya meninggalkan rumah tapi itu tak menutupi semuanya. Ketika saya berbicara dengan orang, mereka melihat bekas luka, buka mata saya," kata Wake.
Menggaruk Jerawat
Advertisement
Wake mulai menggaruk-garuk wajahnya pada usia 14 tahun ketika tumbuh jerawat kecil. Jerawat itu kemudian bersih pada usia 16 tahun, tapi ia terus menggaruk-garuk. "Ini semakin memburuk dan ketika saya 18 tahun saya memutuskan ke dokter. Saya merasa seperti orang aneh," katanya.
Beberapa orang dengan dermatillomania terdorong untuk memilih kaki atau lengannya. Tapi fokus Wake selalu di wajahnya."Bagi saya, titik fokus saya adalah hidung saya. Selama sekitar dua tahun hidung saya belum sembuh."
"Saya sudah diberi salep dan tablet untuk mencegah infeksi kulit," katanya.
Apa Itu Dermatillomania?
Kondisi ini merupakan gangguan kontrol impuls yang ditandai dengan keinginan tak terkendali untuk mengaruk-garuk. Beberapa penderita kondisinya begitu parah sampai membuat kulitnya rusak.
Penderita biasanya menggaruk-garuk wajah sebelum pindah ke bagian tubuh lainnya. Kondisi ini sering dikategorikan sebagai gangguan obsessive compulsive disorder (OCD).
Ini menyebabkan pendarahan, memar, dan infeksi. Menggaruk-garuk kulit biasanya disertai perasaan lega atau kesenangan karena menurunkan tingkat kecemasan. Namun, setelah rusak kulitnya mereka sering merasa depresi atau putus asa.
Pengobatan biasanya melibatkan konseling dan terapi perilaku kognitif .