Ada Kudeta Militer, Singapura Keluarkan Travel Notice ke Thailand

Sementara itu, sejumlah warga India juga membatalkan perjalanan wisatanya ke Thailand.

oleh Rizki Gunawan diperbarui 23 Mei 2014, 11:54 WIB
Beberapa tentara Thailand terlihat terus berjaga di sebuah pos pemeriksaan dekat perkemahan massa pendukung pemerintah, (22/5/2014). (AFP PHOTO/Manan Vatsyayana)

Liputan6.com, Bangkok - Angkatan Bersenjata Thailand mengkudeta pemerintahan Negeri Gajah Putih itu pada Kamis 22 Mei 2014. Pengambilalihan kekuasaan dilakukan setelah Angkatan Bersenjata menetapkan darurat militer.

Terkait hal tersebut, sejumlah negara mengeluarkan peringatan kepada warga negaranya. Salah satunya Singapura. Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Singapura mengeluarkan imbauan Travel Notice kepada warga negaranya.

"Warga Singapura diminta serius untuk mempertimbangkan kembali kunjungannya ke Thailand. Dan bagi mereka yang sudah berada di negara tersebut untuk menghindari lokasi demo dan latihan militer," demikian pernyataan Kemenlu Singapura, seperti dimuat Channel News Asia, Jumat (23/5/2014).

Selain itu, warga negara Singapura juga diimbau untuk terus memantau kabar atau berita dari sejumlah media, termasuk jejaring sosial demi melindungi diri dari hal-hal yang tidak diinginkan.

"Warga Singapura juga harus menghindari pertemuan-pertemuan negara atau militer di sana. Termasuk mempertimbangkan pembelian tiket perjalanan di wilayah tersebut."

Warga Singapura yang berada di Thailand juga diminta untuk melakukan registrasi ke Kemenlu di https://eregister.mfa.gov.sg/, sehingga pemerintah bisa mengkontak mereka. Bagi yang membutuhkan bantuan, bisa menghubungi ke 001-66-(81) 844 3580 (singemb_bkk@sgmfa.gov.sg), atau ke 6379 8800 (mfa_duty_officer@mfa.gov.sg).

Sementara itu, sejumlah warga India juga membatalkan perjalanan wisatanya ke Thailand. Menurut CEO Asia Pasific Tours Ajit Kumar, banyak wisatawan India yang mengurungkan niat ke Thailand.

Bahkan Karan Anand dari pihak operasi tur India, Cox & Kings, menilai wisatawan bisa beralih ke Bali, Malaysia, Kamboja, dan Hong Kong sebagai tempat pengganti. "Mungkin ada dampak jangka pendek, dan wisatawan akan beralih ke negara tetangga lain," ujar Karan, seperti dimuat Times of India.

Melalui pernyataan yang disiarkan lewat televisi setempat, 22 Mei 2014, Panglima Angkatan Bersenjata Thailand Jenderal Prayuth Chan-Ocha mengatakan pihaknya mengambil alih pemerintahan dan akan memulihkan ketertiban dan menerapkan reformasi politik. (Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya