Liputan6.com, Kupang - Meski sudah hampir 12 tahun merdeka, namun Timor Leste justru mengadopsi dolar Amerika Serikat (AS) sebagai mata uang resmi. Bahkan warga setempat juga menggunakan mata uang rupiah sebagai alat tukar yang sah di daerah Timor Larosae.
Demikian disampaikan Pelaksana Pemeriksa di KPPBC Tipe Pratama Atapupu, Nusa Tenggara Timur (NTT), Isnin Muhammad. Wilayah Atapupu berbatasan langsung dengan Timor Leste.
"Mereka (Timor Leste) punya mata uang sendiri, tapi di sana lebih dominan pakai dolar AS yang nilainya cukup tinggi. Jadi kalau mau tukar, berlaku nilai yang sama dengan kurs dolar terhadap rupiah saat itu," tutur dia di Atambua, NTT, seperti ditulis Sabtu (24/5/2014).
Menurut Isnin, siapapun yang berkunjung ke negera di bawah kepemimpinan Taur Matan Ruak itu harus menggenggam dolar AS bila ingin melakukan transaksi dagang ataupun jual beli.
"Semen saja dibanderol pakai dolar AS, harganya sekitar US$ 8 per sak. Jadi kalau mau belanja, tukar dulu rupiah ke dolar AS di money changer. Atau mau bayar visa dari Indonesia ke Dili mesti beli dolar AS," terangnya.
Namun demikian, kata Isnin, mata uang rupiah pun tetap berjaya di kalangan warga eks Timor Timur ini. Contohnya saja di Oecusse, wilayah kantung (enclave) Timor Leste dan Dili. "Di Dili masih pakai rupiah kok, jadi nanti tinggal pedagang saja yang mengkonversinya," ucap dia.
Kepala Seksi Humas Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan, Rinto Setiawan pernah menyatakan, transaksi perdagangan di Timor Leste masih memakai mata uang rupiah.
"Di wilayah pedalaman Timor Leste, masih pakai rupiah. Mungkin sejak merdeka, mereka belum siap jadi menggunakan rupiah. Wong masyarakatnya saja lebih miskin dibanding warga Atapupu, NTT," tukasnya. (Fik/Nrm)
Energi & Tambang