Puluhan Tokoh Politik dan Militer Thailand Ikut Ditahan

Menurut Angkatan Bersenjata Thailand, mereka yang ditahan terlibat dalam konflik politik.

oleh Yus Ariyanto diperbarui 24 Mei 2014, 08:45 WIB
Tentara bersenjata lengkap terlihat berjaga di jalan-jalan di pusat kota Bangkok, Thailand, (22/5/2014). (AFP PHOTO/Manan Vatsyayana)

Liputan6.com, Bangkok - Puluhan tokoh politik dan tokoh militer Thailand ditahan oleh penguasa militer baru sehari setelah Angkatan Bersenjata negara itu merebut kekuasaan.

Di antara tokoh yang ditangkap pada Jumat kemarin adalah mantan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra beserta saudara perempuan dan saudara iparnya. Selain itu terdapat sejumlah pemimpin politik dan militer lainnya.

Mereka sebelumnya diperintahkan untuk melaporkan diri ke pihak berwenang militer, kalau tidak mereka akan ditangkap. Mereka kemudian dibawa ke kamp militer di luar ibukota.

Juru bicara militer Werachon Sukhondhadhpatipak mengatakan, mereka yang ditahan terlibat dalam konflik politik. Ia menekankan militer bersikap netral dan penahanan tokoh-tokoh dari semua pihak menunjukkan bahwa Angkatan Bersenjata tidak memihak.

"Semua dari 100 orang lebih terlibat dalam konflik politik di Thailand. Dan untuk memastikan kami tidak memberikan perlakuan lebih baik kepada siapapun atau orang-orang tertentu, kami menekankan bahwa kami netral dan ketidakberpihakan kami seperti yang kami tunjukkan. Jadi kami lakukan hal sama kepada semua pihak," kata Kolonel Werachon seperti dikutip BBC, Jumat malam 23 Mei 2014.

Menurut Werachon, para tahanan diperlakukan dengan baik dan tidak akan ditahan lebih dari satu pekan. Dia menuturkan, selama berada di tahanan mereka diminta untuk merenungkan situasi dan mungkin akan muncul kompromi setelah itu.

Perebutan kekuasaan, lanjutnya, dilakukan demi kepentingan Thailand meskipun ia menolak menegaskan kapan militer akan menyerahkan kekuasaan ke pemerintahan sipil. Yang jelas, 6 petinggi militer ditunjuk untuk menjalankan roda pemerintahan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya