Pertumbuhan Ekonomi Direvisi, Tingkat Pengangguran Masih Aman?

Bank Indonesia (BI) di awal bulan merevisi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari sebelumnya 5,5%-5,9% menjadi 5,1%-5,5%.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 24 Mei 2014, 14:05 WIB
Ilustrasi Pengangguran (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) di awal bulan merevisi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari sebelumnya 5,5%-5,9% menjadi 5,1%-5,5%. Hal ini yang kemudian juga diusulkan kepada DPR RI untuk disesuaikan dalam APBNP 2014 nantinya.

Menteri Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Armida Alisyahbana menilai meski penurunan pertumbuhan dilakukan namun pertumbuhan pengangguran di Indonesia dinilai tetap dapat terkendali.

"Simulasi kami dengan growth revisi 5,5% tingkat penganggurannya masih dalam 5,6-5,9%," kata Armida saat berbincang dengan Liputan6.com, yang ditulis Sabtu (24/5/2014).

Meski begitu, Armida menilai angka pengangguran diperkirakan akan sedikit meningkat di pertengahan tahun ini. Hal itu lebih disebabkan banyaknya siswa SMA dan Perguruan Tinggi yang tamat pendidikannya.

"Biasanya data pengangguran di bulan Agustus lebih tinggi daripada Februari, karena ada faktor sesional, lihat saja, nanti pengangguran Agustus dari Februari sedikit naik, meski melambat jika dibandingkan Agustus tahun lalu," tutur dia.

Meski di pertengahan tahun akan sedikit meningkat namun hingga akhir tahun Armida menilai akan kembali menurun dengan perkiraan pengangguran di angka 5,6%-5,9% atau sekitar 7 jutaan.

Seperti diketahui, angka Tingkat Pengangguran Terbuka yang baru saja dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) memaparkan, angka pengangguran Indonesia kini telah mencapai 7,15 juta orang atau sebesar 5,7%, turun dari besaran 7,20 juta orang pada Februari 2013.

Walaupun memang, perubahan tersebut lebih didorong perubahan metode perhitungan angka pengangguran BPS.

Lembaga survei negara itu mengubah acuan angka laju pertumbuhan yang sebelumnya menggunakan besaran tahun 2000-2010 menjadi angka laju pertumbuhan tahun 2035. (Yas/Nrm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya