Ingin Diet Sukses? Tangkis Pikiran Negatif Dulu dengan Cara Ini!

Mengapa masih sulit menurunkan berat badan? Coba lakukan yang satu ini dulu.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 16 Jun 2014, 09:06 WIB
Teknik Clearing

Liputan6.com, Jakarta Kunci diet sukses apa sih? Rajin ikut fitnes dan menjaga pola makan telah dijalani, tapi mengapa masih sulit menurunkan berat badan? Pertanyaan ini juga mungkin sering Anda tanyakan pada diri Anda sendiri. Parahnya, semakin Anda mimikirkan berat badan yang tak kunjung turun, Anda akan semakin stres dan berat justru bertambah.

Pemicu gagal diet seperti stres inilah yang dikatakan pakar Hypnoslimming, Tony Cia Cht, CI, GMH, MHRt perlu dihilangkan dengan teknik clearing. Menurutnya, teknik ini bertujuan untuk memotivasi diri untuk hidup lebih sehat dan diet agar lebih sukses.

Caranya cukup mudah. Tony menyontohkan, bila Anda makan terus di kala stres, Anda hanya perlu menyugesti diri untuk tidak stres sehingga Anda tidak perlu makan berlebih.

"Dengan memberi kata-kata positif sambil membuka jalur mental block, Anda akan mendapati diri lebih baik. Sambil berkata hal positif, ketukkan jari pada dahi, samping telinga, bawah mata dekat hidung, mulut, dada bagian atas dan pergelangan tangan. Setelah itu tarik napas dan rasakan perbedaannya," kata Tony saat ditemui di acara seminar Kamaratih-Totok Perut di D'cost, Kemang, Jakarta, seperti ditulis Senin (16/6/2014).

Tony menambahkan, agar rileks dan program yang diberikan bisa mudah masuk ke alam bawah sadar, Anda harus tenang terlebih dahulu. Setelah itu pikirkan masalahnya dan ungkapkan masalah yang ingin hilangkan sambil melakukan teknik clearing.

"Yang saat galau doyan makan, teknik ini bisa membantu mengontrol makan atau disebut juga pola emotional eating. Coba deh tutup mata, rileks, dan pikirkan apa yang mestinya tidak Anda makan. Setelah itu tarik napas," jelasnya.

Lebih lanjut Tony menjelaskan, teknik clearing juga bisa dilakukan untuk menangkis mental block (pemikiran negaif yang ada dalam alam bawah sadar), emosi negatif serta trauma, stres dan phobia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya