Jangan Diagnosa Penyakit dari Wikipedia, 90 Persen Tak Akurat

Menentukan penyebab gejala penyakit dari situs seperti Wikipedia mungkin merupakan ide buruk.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 28 Mei 2014, 11:02 WIB
Menentukan penyebab gejala penyakit dari situs seperti Wikipedia mungkin merupakan ide buruk.

Liputan6.com, Jakarta Teknologi internet memang banyak manfaatnya. Tapi jangan salah, menentukan penyebab gejala penyakit dari situs seperti Wikipedia mungkin merupakan ide buruk. Berdasarkan penelitian ternyata 90 persen diagnosa penyakit tidak sesuai dengan kondisi medis umum.

Dailymail melaporkan, peneliti utama dari Universitas Campbell di AS, Robert Hasty yang menyebutkan Wikipedia bukan referensi penyakit, bahkan memperingatkan bahwa situs ini banyak dikunjungi para dokter muda. "Karena mencari suatu penyakit tertentu juga harus memperhatikan riwayat penyakit dan faktor risiko lain untuk menentukan perawatan terbaik. Jadi tidak bisa hanya berdasarkan situs tersebut."

Meski begitu, Robert tidak menampik bahwa sejak diluncurkan pada tahun 2001, Wikipedia telah menjadi situs referensi umum di internet. Halaman ini berisi lebih dari 31 juta entri dalam 285 bahasa. Setidaknya 20.000 artikel berkaitan dengan kesehatan.

Tim peneliti juga melihat informasi yang telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan medis seperti misalnya antidepresan tidak bermanfaat bagi anak-anak. Menurut peneliti, ini tidak benar karena ini bisa mencegah orangtua membiarkan anak-anaknya untuk berhenti minum obat. Perusahaan obat juga dituding peneliti telah mengedit sejumlah besar artikel obat di Wikipedia untuk menghapus referensi efek samping yang berbahaya.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa 70 persen dokter dan mahasiswa kedokteran mengakui menggunakan Wikipedia sebagai referensi. "Dokter dan mahasiswa kedokteran yang saat ini menggunakan Wikipedia sebagai referensi medis, harus berkecil hati karena banyak potensi kesalahan." tulis peneliti, Selasa (27/5/2014).

Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Osteopathic Association, juga menunjukkan sebanyak seperempat wanita dunia telah mendiagnosa penyakitnya sendiri di Google. Sementara sebuah survei yang melibatkan 1.000 perempuan pada tahun 2012 menemukan bahwa kesalah diagnosis penyakit paling banyak meliputi kanker payudara, sariawan, diabetes, tekanan darah tinggi, dan asma.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya