Pengemudi Belia Memiliki Risiko Kecelakaan Paling Tinggi

Penelitian menemukan bahwa satu dari delapan kecelakaan yang menimbulkan cedera melibatkan pengemudi berusia antara 17-19 tahun.

oleh Yongki Sanjaya diperbarui 28 Mei 2014, 19:27 WIB
Penelitian menemukan bahwa satu dari delapan kecelakaan yang menimbulkan cedera melibatkan pengemudi berusia antara 17-19 tahun.

Liputan6.com, London - Masa remaja adalah masa yang paling indah karena pada momen ini mereka mulai dapat merasakan kehidupan orang dewasa yang diimpikan termasuk mengemudikan kendaraan.

Sayangnya, semakin meningkatnya jumlah pengemudi remaja ini turut meningkatkan jumlah kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan cidera serius.

Menurut penelitian dari lembaga RAC Foundation, perbandingan angka kecelakaan yang melibatkan pengemudi remaja ini adalah satu dari delapan kecelakaan lalu lintas.

Lembaga tersebut menemukan bahwa 11,9% korban terluka atau tewas di Inggris melibatkan pengemudi berusia antara 17-19 tahun, seperti dikutip dari Autoexpress, Rabu (28/5/2014).

Penelitian ini juga melihat bagaimana Graduated Driving Licence (GDL) atau jumlah kelulusan dari ujian SIM dapat membantu menurunkan jumlah pengemudi yang terluka dan tewas di Inggris.

Pada negara tersebut, pihak otoritas setempat akan melakukan pembatasan bagi para pengemudi yang baru memenuhi syarat GDL seperti pembatasan jumlah penumpang serta melakukan jam malam untuk menekan angka kecelakaan.

Namun, Richard King, pendiri dan CEO dari asuransi Ingenie, mengkritik penggunaan pembatasan jam malam. " Membatasi kebebasan pengemudi belia tidak mendidik tentang keselamatan di jalan, dan malah benar-benar melahirkan kebencian," ujar King.

King memaparkan bila para remaja berusia sekitar 18 tahun masih belum dapat mengelola waktu mereka terutama di jam malam.

Ia malah menuding kalau dengan penegakkan aturan jam malam malah membuat kepolisian dapat mangkir dari peristiwa darurat di malam hari dan memunculkan stigma kalau pengemudi remaja yang terlibat insiden di malam hari tidak mendapatkan asuransi.

Asumsi dari Richard King tersebut menunjukkan kalau pembatasan-pembatasan yang ekstrim tidak dapat membantu menekan angka kecelakaan.

Para remaja yang baru mendapatkan SIM sebaiknya diberi banyak edukasi tentang cara berlalu lintas yang baik dan aman di jalan agar mereka memiliki rasa waspada dan hati-hati saat mengemudikan kendaraan. (Ysp/Nrm)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya