Liputan6.com, Bogor - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan demokrasi yang saat ini dijalankan haruslah membawa manfaat yang luas bagi bangsa Indonesia. Bukan hanya sekadar proses yang berjalan.
"Sering saya kemukakan bahwa demokrasi yang hendak kita bangun adalah demokrasi yang menjunjung tinggi amanah, akhlakul karimah, demokrasi yang membawa manfaat, demokrasi yang santun, demokrasi yang tertib dan demokrasi yang mencerdaskan," kata SBY saat memberikan sambutan dalam acara peringatan Isra Mi`raj di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (28/5/2014) malam.
Dalam kesempatan itu, SBY mengatakan apa yang dilakukan oleh bangsa Indonesia dalam proses pemilihan presiden atau pilpres menjadi salah satu hal penting dalam pematangan demokrasi nasional.
"Cara-cara kampanye yang tidak baik, tidak tertib dan menabrak etika dan batas-batas kepatutan mesti dapat dicegah karena tidak sejalan dengan kehendak kita untuk menghadirkan demokrasi dan politik yang makin maju dan berkeadaban," papar SBY.
Lebih jauh Presiden mengatakan, pada Juli mendatang Indonesia akan memiliki presiden dan wakil presiden baru dan merupakan amanah untuk mencari pemimpin yang baik untuk memajukan bangsa.
"Presiden dan wakil presiden akan terus berganti setiap lima tahun, bisa datang dan pergi, namun pemerintah tetap berkesinambungan," ujar Presiden SBY.
Presiden menekankan pula, kompetisi dalam pilpres jangan diwarnai dengan tindakan fitnah. "Berkompetisi tidak harus dijalankan dengan caci maki," kata Presiden menegaskan.
Kepala Negara mengatakan bahwa tindakan caci maki itu pun dilarang oleh agama mana pun. Presiden berharap dengan peringatan Isra Mi`raj, maka proses politik dalam pilpres jauh dari caci maki dan saling tuding atas fitnah.
"Islam mengajarkan kita dalam berhubungan baik antarmanusia," tegas Presiden SBY.
Adapun peringatan Isra Mi`raj Nabi Muhammad SAW yang berlangsung di Gedung Induk Istana Bogor, Rabu malam ini dihadiri Wakil Presiden Boediono didampingi istri, Herawati Boediono. Sementara, Menko Kesra Agung Laksono bertindak sebagai Menteri Agama ad interim menyusul pengunduran diri Suryadharma Ali.
Hadir pula para anggota Kabinet Indonesia Bersatu II, para duta besar negara sahabat, tokoh masyarakat, alim ulama, dan undangan lainnya. (Ant)
Advertisement