Anies Baswedan: Melawan Kampanye Hitam dengan Tindakan

Anies Baswedan mengatakan, pihaknya tidak akan menggunakan kampanye negatif dan membiarkan masyarakat yang menilai.

oleh Widji Ananta diperbarui 29 Mei 2014, 21:08 WIB

Liputan6.com, Jakarta Jelang Pilpres 9 Juli mendatang, black campaign atau kampanye hitam mulai merebak di tengah masyarakat. Contohnya, ketika beredar iklan Rest In Peace (RIP) Ir Herbertus Joko Widodo dengan nama lain Oey Hong Liong, yang menyatakan dulunya Jokowi bukan seorang muslim.

Menanggapi hal itu, Anies Baswedan selaku juru bicara pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla mengatakan, timnya tak akan terpengaruh isu tersebut. Karena pihaknya akan fokus terhadap pemenangan dan untuk meng-counter atau menyerang balik tidak perlu dengan balasan statement.

"Kita konsentrasi pada pesan positif. Meng-counter bukan dengan statement tapi dengan tindakan. Untuk kemudian itu dengan sendirinya terbantahkan," ujar Anies di Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara, Jakarta Selatan, Kamis (29/5/2014).

"Jadi kita tidak akan ikut-ikutan untuk kampanye negatif, tidak akan ikut-ikutan putar balikkan fakta," tandas Anies.

Saat ini, kata Anies, pihaknya tidak akan menggunakan kampanye negatif dan membiarkan masyarakat yang menilai.

"Kita kampanye tetap positif, dan rakyat kita bisa menilai. Apalagi akses informasi, jauh lebih mudah dibandingkan dulu kabar-kabar negatif, bisa dikembalikan," tegas Anies.

Belakangan ini di jejaring sosial dihebohkan dengan sebuah gambar yang memuat foto Jokowi. Gambar tersebut mirip dengan iklan ucapan duka cita.

Gambar diawali dengan tulisan 'Rest In Peace'. Kemudian, terdapat pemberitahuan tentang berita kematian Jokowi. Gambar tersebut menyebutkan, Jokowi meninggal pukul 15.30 WIB, Minggu, 4 Mei 2014.

Pemberitahuan itu diikuti tulisan Tiongkok dan nama 'Ir Herbertus Joko Widodo alias Oey Hong Liong'.

Gambar ini menuai pro dan kontra. Sebagian menganggapnya sebagai kampanye hitam yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

"Mulai isu agama, rasis, semua halal buat haters," komentar salah satu pengguna Twitter.

"Kecam program & kebijakan boleh, tapi kalau ini bodohnya keterlaluan! Kampanye Hitam!" kecam pengguna lainnya.

Namun, ada juga yang berkomentar sinis. Salah seorang pemilik akun Twitter menulis, "Strategi 'terzolimi'. Hati-hati jebakan yang justru diciptakan sendiri oleh timsesnya."

Sejak dua pekan belakangan, di dunia maya juga beredar sejumlah foto-foto Jokowi. Salah satu foto kolase foto Jokowi dan Bung Karno dengan informasi tanggal lahir dan nama orang tua masing-masing.

Di samping foto Jokowi terdapat keterangan  singkat: Lahir 21 Juni 1961 putera pasangan Oey Hong Liong dan Hj Soejatmi M.

Gambar lain menampilkan Jokowi muda bersama istrinya Iriana. Di bawah foto tertulis: Herbertus Handoko Joko Widodo bin Oey Hong Liong (Noto Mihardjo).


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya