Liputan6.com, Jakarta: PSSI kembali menegaskan keseriusannya dalam memproteksi integritas sepakbola. PSSI sepenuhnya sadar, bahwa match fixing sudah menjadi kejahatan global yang mengancam integritas sepakbola itu sendiri.
Langkah konkretnya, PSSI telah merilis program Indonesia Millennium Football Development (IMFD), yang salah satunya agendanya adalah integrity protection, isu global yang menyangkut kegiatan dalam sepak bola. Dengan penekanan pada hukuman para pelaku kejahatan dalam dunia olahraga agar sepakbola Indonesia tidak bisa dipermainkan oleh para penjahat, seperti kasus pengaturan skor.
Dalam hal ini, PSSI jelas tidak bisa bekerja sendirian. PSSI pun mengundang Sportradar, lembaga internasional yang sangat concern dalam memerangi match fixing di sepakbola global.
"Ya, kami baru saja menggelar pertemuan pertama dengan Sportradar. Kita telah melakukan meeting yang konstruktif bersama dengan sport radar. Dan, kita sepakat untuk melakukan followup lebih lanjut, dengan aksi yang lebih nyata, tujuannya adalah untuk memproteksi integritas sepakbola," kata Joko Driyono, yang usai rapat dengan Sportradar di Jakarta seperti dilansir situs resmi PT Liga Indonesia, Kamis (29/5/2014).
Lebih lanjut, Joko manambahkan, Sportradar menjadi partner ideal bagi PSSI, untuk bersama-sama memerangi hal itu. Karenanya, PSSI kini memiliki tools untuk memerangi bersama kejahatan sepakbola tersebut.
"Poin positifnya, soal match fixing ini, kita tidak berhenti pada taraf diskusi semata. Tapi ada tindak nyata, dengan progres yang konstruktif. Selanjutnya akan ada meeting lanjutan yang lebih intensif," tandas Joko.
Sebelumnya, AFC juga telah mendukung keseriusan PSSI dalam memroteksi integritas sepakbola, khususnya dalam memerangi match fixing. Dukungan itu ditegaskan secara langsung, oleh Sanjeevan Balasinggam, Direktur Anggota Asosiasi/Hubungan Internasional dan Integritas Olahraga AFC, yang menggelar pertemuan dengan PSSI di Jakarta, Januari 2014 silam.
PSSI Serius Perangi Match Fixing
PSSI pun mengundang Sportradar, lembaga internasional yang sangat concern dalam memerangi match fixing di sepakbola global.
diperbarui 29 Mei 2014, 23:03 WIBJoko Driyono, menerangkan bahwa event ini menggunakan format pertandingan setengah kompetisi dan diselenggarakan di dua kota yakni Bandung dan Malang (Liputan6.com/ Helmi Fithriansyah)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Doa Masuk dan Keluar Rumah untuk Anak TK, Beserta Adab yang Perlu Diajarkan
Kuasa Hukum 80 Anggota Damkar Layangkan Citizen Lawsuit ke Pemkot Depok
VIDEO: Dalam Sidang Kabinet Paripurna, Prabowo: Tidak Ada Toleransi untuk Beking Judi Online
Ekspor Indonesia Berpotensi Turun Gara-Gara Donald Trump, Kok Bisa?
Beredar Kabar Jokowi Gabung Golkar, Bahlil: Isu Itu Enggak Benar
Suzuki DR Series Menggebrak EICMA 2024, Ada Tipe Dual-Purpose dan Supermoto
Angiogenesis adalah Proses Pembentukan Pembuluh Darah Baru, Ketahui Perannya dalam Kesehatan
Bukan Jokowi, Bahlil Umumkan Agus Gumiwang Sebagai Ketua Dewan Pembina Golkar
Rahasia Daun Pandan, Cara Alami Menjaga Kolesterol dan Kesehatan Tubuh
Komitmen Rawat Keberagaman, Egi-Syaiful Usung Program Dialog Kebangsaan Rutin di Pilbup Lamsel
Efek Donald Trump, Investor Gelontorkan Dana Rp 3.142 Triliun ke Aset Digital
Prabowo Minta Jangan Terburu-buru Bentuk Danantara, Prosesnya Harus Hati-hati