Liputan6.com, Lombok - Meletusnya Gunung Sangeang Api di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) membuat khawatir warga. Terlebih 130 warga yang berada di Desa Sangeang yang berjarak sekitar 2 kilometer dari Gunung Sangeang Api.
Seperti dirasakan Jailani yang berada jauh dari rumahnya. Mahasiswa yang tengah berkuliah di Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Hamzan Wadi Selong, Lombok Timur, itu tak bisa pulang meski sebagian rumah di desanya telah tertutup abu vulkanis Sangiang.
"Abunya sudah menutupi rumah saya. Saya bingung, saya ingin pulang untuk membantu keluarga tetapi hari Senin besok ada ujian," kata Jailani kepada Liputan6.com di Lombok, NTB, Sabtu (31/5/2014).
Jailani mengaku, tidak pernah menyangka jika Sangeang Api bakal meletus. Sementara saat ini keluarga besarnya memilih bertahan dan tidak mengungsi lantaran berat meninggalkan rumah mereka.
"Sulit untuk meninggalkan rumah, dan kalau ninggalin rumah mau kemana dengan keadaan seperti itu, makanya keluarga saya tetap bertahan," tuturnya.
Tak cuma Jailani. Kekhawatiran yang sama pun dialami rekan mahasiswa lain yang berasal dari kota Bima, Salahuddin. Mereka tidak bisa tidur semalam suntuk karena khawatir dengan keadaan keluarga dan tempat tinggal mereka.
"Tadi malam kami enggak tidur, sambil nunggu informasi lanjutan tentang Sangiang melalui TV, tetapi tidak muncul," ujar M Salahuddin.
Rencananya, seluruh mahasiswa asal Bima dan Dompu di Lombok yang tergabung dalam Persatuan Mahasiswa Bima Dompu (PMBD), akan menggalang dana sumbangan untuk membantu dan meringankan korban dan warga yang terkena dampak letusan Sangeang Api.
Gunung Sangeang Api meletus Jumat 30 Mei 2014 kemarin sekitar pukul 15.55 Wita. Gunung Sangeang Api adalah salah satu gunung yang cukup sering meletus. Terhitung gunung api ini sudah meletus 14 kali. Yakni pada tahun 1911, 1953, 1964, 1965, 1966, 1967, 1985, 1986, 1986, 1987, 1997, 1998, 1999, 2014. (Sun)
Advertisement