Abu Gunung Sangeang Api Selimuti Kota Perth Australia

Kabut tebal yang semalam menyelubungi Bandara Perth di Australia Barat, memaksa sejumlah penerbangan ditunda bahkan dibatalkan.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 02 Jun 2014, 09:47 WIB
Gunung Sangeang sebarkan abu hingga Australia (Melanie Coram/The West Australian)

Liputan6.com, Perth - Dampak letusan Sangeang Api masih dirasakan di Australia, 3 hari setelah gunung di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) tersebut erupsi pada Jumat 30 Mei 2014 pukul 15.55 WITA.

Kabut tebal yang semalam menyelubungi Bandara Perth di Australia Barat, memaksa sejumlah penerbangan ditunda bahkan dibatalkan. Empat penerbangan domestik Tiger Air dibatalkan dan 10 penerbangan internasional ditunda.

Seperti Liputan6.com kutip dari The West Australian, Senin (2/6/2014), penerbangan yang ditunda Senin pagi termasuk Cathay Pacific ke Hong Kong yang dijadwalkan pada pukul 07.10 waktu setempat, lalu Garuda Indonesia ke Denpasar pukul 07.20, Jet Asia ke Singapura pukul 08.10, dan Thai Airways ke Bangkok pukul 09.15,

Jetstar juga telah membatalkan 5 penerbangan antara Perth dan Bali, dikarenakan abu dari gunung berapi di pulau Indonesia dari Sumbawa terus menyebar. Sementara, maskapai lain tetap melanjutkan penerbangan ke Bali.

Tak hanya Perth, sejumlah penerbangan ke dan dari Darwin juga dibatalkan kemarin. Semua penerbangan dari Bali ke dan dari Adelaide, Melbourne, dan Sydney semalam dan hari ini juga dibatalkan oleh sejumlah maskapai.

Bahaya Abu Pesawat

Meski berupa partikel kecil, abu letusan gunung berapi bisa membahayakan pesawat. Bisa mengganggu bekerjanya mesin pesawat. Dalam 30 tahun belakangan tercatat terjadi lebih dari 60 kasus kerusakan mesin pesawat akibat abu vulkanik.

Kasus kerusakan mesin pesawat di Indonesia pernah terjadi saat peristiwa letusan Gunung Galunggung beberapa tahun lalu. Ketika itu pesawat maskapai penerbangan British Airways terpaksa mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Sedang di luar negeri, ada kasus pesawat rusak akibat dampak  meletusnya Gunung Pinatubo di Filipina.

Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) menyebut, abu vulkanik bisa mengganggu kinerja mesin, yang bisa berujung pada gagal mesin. "Mengurangi efisiensi pencampuran bahan bakar dan membatasi udara yang melewati mesin," demikian Liputan6.com kutip dari situs USGS.

Abu juga mengikis bagian-bagian mesin, termasuk kompresor dan pisau turbin, yang mengurangi efisiensi mesin yang bergerak.

Tak hanya itu, abu juga merusak eksterior pesawat. Sebab, sifatnya abrasif. "Setiap permukaan pesawat yang menghadap ke depan kemungkinan akan rusak, termasuk kokpit dan jendela kabin depan," kata USGS.

Jendela kokpit yang terkelupas bisa membuat pilot kesulitan melihat landasan pacu untuk mendaratkan pesawat. Akibatnya bisa fatal.

USGS juga mengatakan, abu vukanik juga berpotensi merusak interior pesawat. "Abu bisa menyumbat filter udara dan menyebar ke seluruh kabin."

Akibatnya, abu bisa mengotori dan merusak perlengkapan kabin: karpet, sarung jok, dan bantal. Juga dapat merusak sistem elektronik pesawat, termasuk pembangkit listrik dan instrumen navigasi. Yang lebih parah, membuat semua penumpang sesak napas. (Mut)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya