Prabowo Klaim Bisa Berantas Mafia Minyak

Selama ini, mafia minyak dituding ikut bermain dalam proses impor minyak yang dilakukan Indonesia.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 02 Jun 2014, 15:15 WIB
Ilustrasi Tambang Minyak (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, Jakarta - Pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa mengklaim bisa membasmi mafia minyak jika nanti terpilih jadi Presiden dan Wakil Presiden.

Selama ini, mafia minyak dituding ikut bermain dalam proses impor minyak yang dilakukan Indonesia dengan menguntit per barel setiap transaksi impor.

"Mafia minyak kami sadari itu, Prabowo akan menghapus mafia minyak," kata Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo di Hotel Sahid, Jakarta, Jakarta, Senin (2/6/2014)

Untuk memberantas mafia minyak, lanjut Hashim, Prabowo akan memanfaatkan Badan Usaha Milik Negara  (BUMN). Meski banyak pihak yang menyebut perusahaan BUMN karena dianggap sebagai sarang korupsi.

Prabowo akan menggunakan BUMN sebagai ujung tombak dengan membenahi perusahaan pelat merah agar bisa bekerja lebih profesional. Dia mencontohkan,  perusahaan BUMN di negara tetangga seperti Singapura dijadikan tulang punggung perekonomian.

"Sekitar 70% penghasilan Singapura berasal dari BUMN," pungkasnya.

Serahkan Blok Migas ke Pertamina

Kepastian perpanjangan kontrak blok migas menjadi dilema perusahaan minyak yang akan habis masa kontraknya. Prabowo Subiyanto sesumbar akan menyerahkan blok migas yang habis ke PT Pertamina (Persero).

"Sikap prabowo memperkuat BUMN, kalau ada blok yang habis akan diberikan ke Pertamina," kata adik Prabowo ini.

Salah satu blok yang akan diserahkan ke Pertamina yaitu Blok Mahakam, Kalimantan Timur yang akan habis masa kontraknya pada 2017.  Langkah itu diambil agar Pertamina bisa sekuat perusahaan minyak negara  tetangga yaitu Petronas.

"Tidak ada lagi Pertamina disamakan dengan asing. Kami mau Pertamina sekuat Pertronas kalau perlu investasi di Malaysia. Itu adalah sikap prabowo, Pertamina milik rakyat milik negara harus dijadikan ujung tombak," paparnya. (Pew/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya