Liputan6.com, Singapura - Pertumbuhan penduduk kelas menengah di Asia kian menambah kekuatan ekonomi kawasan tersebut di kancah internasional. Asia telah tiba di era di mana penduduk kelas menengah berhasil menyulap sektor manufaktur dan infrastruktur menjadi pilar-pilar bagi pertumbuhan ekonomi global.
Seperti dilansir dari CNBC, Selasa (3/6/2014), peningkatan jumlah penduduk kelas menengah dan permintaan barang mewah dari konsumen Asia tidak disia-siakan begitu saja oleh para investor asing.
Advertisement
Tengok saja Prada yang telah memperluas cengkraman bisnisnya di Asia. Maklum, selama sepuluh tahun, Asia telah menjadi kontributor terbesar pertumbuhan ekonomi dunia.
Hebatnya, para konsumen Asia terus berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Peningkatan penduduk kelas menengah tak hanya mengembangkan sektor ritel tapi juga berkembang di sektor travel.
Lebih dari itu, para analis juga menilai akan terjadi perubahan basis manufaktur dan infrastruktur ke arah yang lebih positif di Asia.
"Peningkatan konsumen Asia merupakan faktor utama di dunia ekonomi, Anda dapat melihatnya dari peningkatan permintaan barang mewah, perjalanan, resort, dan tiket penerbangan. Infrastruktur untuk konsumen tengah berkembang pesat di seluruh penjuru Asia," terang ahli strategi pasar Prudential Financial Quincy Krosby.
Tengok saja bagaimana sejumlah bandara di Malaysia, Korea Selatan, Singapura dan India menambah jumlah terminal dan armadanya demi memenuhi permintaan konsumen yang terus meningkat.
Bahkan jumlah penumpang di Bandara Internasional Changi, Singapura diprediksi akan meningkat hingga dua kali lipat pada pertengahan 2020.
"Kami memiliki jumlah turis potensial yang sangat tinggi, tak hanya di Manila tapi di banyak tempat (di Asia)," ungkap CEO AirAsia Tony Fernandes.
Asian Development Bank (ADB) memprediksi Asia dapat menggandakan kontribusinya untuk Produk Domestik Global (PDB) hingga 51% pada 2050. Sementara pada 2010, Asia dapat menyumbang 27% dari total PDB dunia.
Sejauh ini, OECD memprediksi Asia mampu mendominasi jumlah populasi penduduk kelas menengah global sebanyak 66% dan konsumsi kalangan tersebut meningkat hingga 59% pada 2030.
"CEO dari setiap produk ternama kini memahami satu hal yang sama: dirinya harus menempati posisi terunggul di Asia," tandas manajer strategis Safanad John Rutledge. (Sis/Nrm)