Percakapan Telepon dengan SBY Direkam, Ini Respons PM Australia

Pembicaraan dua pemimpin negara dikabarkan direkam oleh wartawan di Indonesia. Bagaimana bisa terjadi?

oleh Rizki Gunawan diperbarui 03 Jun 2014, 16:01 WIB
Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (foto kiri) dan PM Australia, Tony Abbott

Liputan6.com, Sydney - Pembicaraan lewat sambungan telepon antara Perdana Menteri (PM) Australia Tony Abbott dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dikabarkan direkam oleh wartawan di Indonesia. Hal itu terjadi saat SBY berada di Bali dan Abbott berada di Australia pada Selasa 6 Mei 2014

Abbott, ketika itu, menelepon SBY untuk mengabarkan tidak bisa menghadiri Konferensi Open Government Partnership (OGP) Asia-Pasific Regional di Bali yang digelar 6 Mei. Berdasarkan rekaman terungkap bahwa kedua pemimpin negara itu membicarakan waktu pertemuan pengganti.

Kantor Berita Australia ABC melaporkan ketika SBY dan Abbott berbicara, para wartawan secara tidak sengaja dizinkan tetap berada di ruangan.

Sumber ABC di kalangan pejabat tinggi di Indonesia menyatakan bahwa rekaman itu otentik, namun mengizinkan wartawan mendengarkan pembicaraan Abbott dan SBY merupakan sebuah "kesalahan."

Apa tanggapan PM Abbott terkait direkamnya percakapannya dengan SBY? Saat ditanya presenter program stasiun radio AM, Chris Uhlmann, Abbott enggan meresponsnya.

"Saya melakukan pembicaraan yang sangat baik dengan Presiden (SBY) dan saya mengetahui bahwa Presiden ingin berbicara secara akrab dengan saya," ungkap Abbott, seperti dimuat ABC, Selasa (3/6/2014).

Kata Abbott yang juga Pemimpin Partai Liberal Australia itu, yang terpenting adalah kualitas pembicaraannya. "Ada hal yang muncul dari pembicaraan saya dengan Presiden Yudhoyono yaitu dorongan perbaikan hubungan," ujarnya.

Dalam percakapan yang direkam tersebut, SBY mengajukan rencana pertemuan pada bulan Juni dengan PM Abbott.

Yudhoyono: Because that time will be the election for a new president. If we can meet before August, then we can complete everything. We can strengthen and step up our relationship even higher. (Karena waktu itu akan menjelang pemilihan presiden. Bila kita bisa bertemu sebelum Agustus, kita bisa menyelesaikan semuanya. Kita bisa memperkuat dan meningkatkan hubungan ke tingkat lebih tinggi).

Abbott: I will prove that there is a new relationship between Indonesia and Australia as fast as possible. (Saya akan menunjukkan bahwa akan ada babak baru hubungan antara Indonesia dan Australia secepat mungkin)

Yudhoyono: I'd be glad to join, and we can meet before August ... like in June. We can prove that new relationship. I believe our relationship will get stronger and benefit each other. (Saya senang jika kita bisa bertemu sebelum Agustus, misalnya bulan Juni. Kita bisa membuktikan adanya hubungan baru itu. Saya percaya hubungan kita akan lebih erat dan bermanfaat bagi kedua negara).

Hubungan Australia-Indonesia sebelumnya sempat memburuk akibat isu penyadapan yang dilakukan Negeri Kanguru terhadap Presiden SBY dan petinggi negara lainnya. Bahkan Duta Besar Indonesia di sana pun sempat ditarik.

Kini SBY dan Abbott akan bertemu di Batam pada Rabu 4 Juni besok. Juru bicara Abbott mengatakan, pertemuan nanti akan membicarakan sejumlah masalah antara kedua negara dan mempererat hubungan bilateral.

"Melanjutkan percakapan mereka bulan lalu, perdana menteri akan bertemu Presiden SBY dan melanjutkan pembicaraan tentang penyelesaian masalah saat ini, dan untuk memperkuat hubungan bilateral," kata juru bicara Abbott, seperti dimuat News.com.au, 2 Juni. (Ein)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya