Menko Polhukam: Pemimpin Kalau Pidato Harus Tahu Diri

Dalam pidatonya, Djoko menyentil calon pemimpin yang bicara tidak sesuai prosedur.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 03 Jun 2014, 18:17 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto menutup agenda Rapat Koordinasi Nasional Persiapan Penyelenggaraan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden di Sentul, Bogor, Selasa (3/6/2014). Dalam pidatonya, Djoko menyentil calon pemimpin yang bicara tidak sesuai prosedur.

"Sebagai pemimpin dalam pidato harus cerdas, bisa membaca situasi dan tahu diri bagaimana menempatkan sesuai acaranya," ungkap Joko.

Kalimat awal tersebut langsung disambut senyum gurauan dari Djoko dan juga para peserta Rakornas. Djoko pun langsung mengucapkan terimakasih kepada para pejabat yang sudah mengikuti rakornas dari pagi dan langsung menutup acara tersebut.

"Saya ucapkan terimakasih kepada para hadirin yang sudah bersabar dari pagi, saya harap masih bersabar untuk menunggu pidato saya kurang lebih 2 jam lagi. Untuk itu dengan mengucap syukur, saya tutup acara Rakornas hari ini," tegas Joko yang kembali diikuti dengan riuh tawa para peserta dan tepuk tangannya.

Sebelumnya, acara penetapan nomor urut pasangan capres dan cawapres di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyisakan kontroversi. Bukan soal nomor yang didapat pasangan capres-cawapres yang akan bersaing pada Pilpres 2014, melainkan tentang materi pidato capres Jokowi.

Usai penetapan nomor urut, lembaga pimpinan Husni Kamil Manik itu memang memberikan kesempatan kepada Jokowi dan Prabowo Subianto untuk memberikan sambutan. Prabowo menjadi capres pertama yang memberikan sambutannya.

Saat giliran Jokowi, di akhir pidatonya ia melontarkan kalimat, "..dan untuk menuju Indonesia harmoni, pilihlah nomor 2."

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya