Pengkhianatan 10 Jenderal di Balik Aksi Teror Boko Haram?

Dikonfirmasi, militer Nigeria membantah laporan tentang 10 jenderal yang diduga membantu pasokan senjata ke Boko Haram.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 04 Jun 2014, 11:40 WIB
Pengkhianatan yang dilakukan segelintir pihak di dalam tubuh militer Nigeria telah menyulitkan pemberantasan kelompok Boko Haram.

Liputan6.com, Lagos - Boko Haram sulit untuk diberantas. Bahkan belakangan mereka dikutuk dunia karena menculik lebih dari 200 gadis. Hanya karena mereka menuntut ilmu di sekolah. Meski orang-orang gemas bukan kepalang, gerombolan tersebut masih mampu terus menyebar teror.

Pernah muncul dugaan bahwa kelompok itu mendapat bantuan dari ‘orang dalam’ di kalangan militer Nigeria. Benarkah demikian?

Baru-baru ini dikabarkan, 10 jenderal dan lima perwira tinggi militer dari angkatan bersenjata Nigeria kedapatan bersalah telah menyediakan senjata dan informasi kepada militan Boko Haram, demikian dilaporkan oleh media setempat seperti dilansir International Business Times, 3 Juni 2014.

Seorang perwira senior militer membeberkan kepada harian Nigeria, Leadership, bahwa empat perwira lainnya kedapatan bersalah karena “telah berkhianat dan malah bekerja untuk kepentingan kelompok itu”.

Keputusan pengadilan itu diambil setelah ada kecurigaan, baik dari para politisi maupun tentara, bahwa ada tokoh-tokoh senior dalam militer yang membantu kelompok ekstremis itu.

Suatu sumber senior militer yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan kepada harian Leadership bahwa, “Telah berlangsung sejumlah penangkapan terhadap beberapa perwira yang merusak operasi melawan pemberontakan,”

“Para terdakwa termasuk sekitar 10 jenderal dan perwira-perwira berpangkat lainnya, belum lagi para prajurit yang kedapatan bersalah menggagalkan operasi-operasi kami.”

Suatu sumber lain mengatakan kepada harian itu bahwa empat orang jendral “terbukti bersalah telah membocorkan strategi militer kepada Boko Haram,” sehingga memungkinkan penyergapan berakhir dengan banyak korban tewas di pihak tentara.

Selain serangan-serangan maut di kawasan utara negeri itu, kelompok Boko Haram mengundang kutukan dunia setelah menculik lebih dari 200 gadis sekolah dari kampung Chibok.

Pihak militer telah mengetahui tempat keberadaan gadis-gadis sekolah tersebut namun tidak ingin membahayakan nyawa mereka seandainya dibebaskan melalui cara kekerasan.

Presiden Goodluck Jonathan telah memerintahkan “operasi skala penuh” melawan Boko Haram setelah makin meningkatnya serangan-serangan di seluruh negeri.

“Saya bertekad melindungi demokrasi kita, kesatuan nasional kita dan kestabilan politik kita, dengan menggelar perang habis-habisan melawan terorisme,” katanya melalui suatu pidato televisi.

“Saya yakinkan Anda…bahwa para bajingan ini akan dilenyapkan. Hal ini tidak terjadi semalaman saja, namun kita tidak akan mengurangi upaya untuk mencapai tujuan ini,” lanjutnya.

Tiga kawasan di timur laut, Adamawa, Borno, dan Yobe, telah berada dalam status darurat selama hampir setahun ini.

Dikonfirmasi, militer Nigeria membantah laporan tentang 10 jenderal yang diduga membantu pasokan senjata ke Boko Haram. Ketentaraan menyayangkan laporan media dan menegaskan tak ada perwira seniornya yang diadili soal itu.

"Bagi Angkatan Darat di negeri manapun, amat menyedihkan memiliki satu jenderal yang melakukan pelanggaran berat seperti itu. Apalagi seperti yang disebutkan dalam laporan, 10 jenderal," kata juru bicara militer Nigeria, Mayor Jenderal Chris Olukolade seperti dimuat Premium Times. (Ein)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya