Liputan6.com, Stanford - Selama ini, uang seringkali dianggap sebagai dasar kekuasaan seseorang. Menyusul anggapan tersebut, sebuah studi yang digelar para peneliti Stanford Graduate School of Business membuktikan, uang memang membuat orang merasa lebih berpengaruh dan memiliki kuasa lebih terhadap orang lain.
Seperti dilansir dari Inc.com, Kamis (5/6/2014), tak hanya itu, penelitian tersebut juga membuktikan bagaimana rasa kuasa yang muncul mempengaruhi keputusan seseorang menggunakan uangnya. Masyarakat yang merasa lebih berkuasa ketika memiliki banyak uang ternyata lebih rajin menabung dibandingkan mereka yang tidak.
Advertisement
"Berbicara mengenai pengelolaan keuangan, masyarakat cenderung merasa lelah hingga di luar kendali. Dari penelitian yang dilakukan, orang-orang yang merasa lebih berkuasa akan cenderung termotivasi untuk menabung," ungkap Profesor Ekonomi Standford University Jennifer Aaker dan Anne-Kathrin Klesse dari Tillburg University.
Dalam laporan bertajuk `Money in the Bank: Feeling Powerful Increases Saving`, para peneliti mengungkapkan sebagian besar partisipan mengaku uang membuatnya lebih berpengaruh. Kuasa yang dimilikinya tersebut membuat dia semakin bersemangat untuk menabung demi menambah kekuasaannya.
Sementara bagi sebagian lain, uang ternyata tidak terlalu penting dalam kehidupannya. Akibatnya, para partisipan dalam kategori tersebut cenderung mengabaikan kebiasaan menabung dan memakai uang sesukanya.
Dalam eksperimen tersebut, para peneliti melakukan lima kali uji coba terhadap ratusan mahasiswa di kedua universitas. Para partisipan pertama kali diminta untuk menuliskan seberapa besar pengaruh uang dalam kehidupannya.
Setelah itu, para partisipan diberikan uang 100 euro dan diminta menuliskan berapa uang yang akan ditabung. Hasilnya, semakin besar pengaruh uang dalam kehidupannya, semakin tinggi pula jumlah yang disimpan dalam tabungan. (Sis/Ndw)