Indahnya Fenomena Api Biru Kawah Ijen

Kawah Ijen yang terletak di antara dua kota Bondowoso dan Banyuwangi jadi pesona dunia karena fenomena api biru.

oleh Liputan6 diperbarui 06 Jun 2014, 07:30 WIB
Kawah Ijen yang terletak di antara dua kota Bondowoso dan Banyuwangi jadi pesona dunia karena fenomena api biru.

Liputan6.com, Banyuwangi Kawah Ijen menjadi salah satu tujuan wisata yang belakangan banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara. Terletak di dua kota Bondowoso dan Banyuwangi, gunung atau kawah yang terbilang masih aktif ini terbilang mudah untuk dikunjungi.

Kawah Ijen atau gunung Ijen terletak di ketinggian 2.368 meter di atas permukaan laut. Satu hal yang menarik adalah kawah ini terletak di tengah kaldera yang terluas di Pulau Jawa.

Kawahnya sendiri memiliki sifat yang asam dan juga terdapat banyak belerang. Jadi jangan coba-coba untuk berenang di sini jika tidak ingin badan Anda meleleh.

Foto dok. Liputan6.com

Mendaki sebuah gunung tidak melulu harus dilakukan dini hari (baca summit attack). Untuk mendaki Ijen dan mencapai kawahnya, Anda dapat melakukannya kapan saja Anda mau. Bisa dini hari, pagi hari, siang ataupun sore. Namun seiring dengan meningkatnya intensitas asap belerang, pendaki dilarang untuk menuruni kawah sekitar pukul 14.00 siang.

Kebanyakan pendaki memang melakukannya di tengah malam jelang dini hari. Salah satu tujuannya adalah agar tidak terlalu terkena sinar matahari.

Selain itu, di kawah Ijen juga terdapat fenomena Blue Fire yang menurut wikipedia hanya terdapat di dua tempat yakni pegunungan Islandia dan kawah Ijen.

Untuk menuju kawah Ijen sendiri Anda harus mengandandalkan kendaraan pribadi atau sewaan. Tak ada kendaraan umum yang bisa mengantar langsung kesana.

Semua kendaraan yang mengantar baik dari Bondowoso maupun Banyuwangi berhenti di pos Paltuding. Dari sini, dengan terlebih dulu membayar tiket, pendaki akan berjalan di jalan menuju kawah yang jaraknya sekitar 3 km.

Di pos Paltidung ini juga terdapat area kemping dimana Anda bisa membuka tenda, atau, jika memiliki uang lebih, bisa menyewa kamar pemondokan.

Kembali ke jalur pendakian, yang namanya gunung, tentu saja jalurnya menanjak dengan kemiringan sekitar 12-35 derajat. Namun tenang saja, jalur menuju Ijen ini terbilang sudah rapi dan bukanlah jalan setapak.

Pemandangan di jalur menuju kawah Ijen Anda akan disuguhi oleh deretan pegunungan yang sangat indah. Dari kejauhan, terdapat gunung Raung yang terletak di kota Banyuwangi dan terbilang masih aktif.

Sesekali Anda juga akan berpapasan dengan para penambang belerang tradisional. Sampai saat ini banyak penambang yang menjadikannya sebagai mata pencaharian. Anda pasti akan takjub ketika bertemu dengan mereka yang meminggul belerang seberat 70-80 kg.

Foto dok. Liputan6.com

Setelah menempuh perjalanan sekitar 3 jam dari Paltuding, akhirnya pendakian sampai di lereng gunung Ijen. Jangan senang dulu, untuk menuju kawah Ijen, Anda harus turun ke bawah yang lumayan terjal agar bisa dekat dengan kawah dan melihat blue fire.

Dari sini, rasa lelah pendakian akan terbayar dengan pemandangan kawah Ijen yang terlihat dari atas lereng. Jangan lupa untuk mengenakan jaket dan juga masker. Sesekali asap yang keluar dari kawah akan menghalangi pemandangan danau Ijen. Tapi jangan khawatir karena itu hanya berlangsung beberapa menit saja.

Di atas kawah Ijen, Anda juga akan ditawari oleh para penambang belerang tradisional berupa hiasan-hiasan dan patung yang terbuat dari belerang. Dengan harga sekitar Rp 10-15 ribu tentunya ini merupakan harga yang murah. (Aditia Saputra/Ars)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya