Liputan6.com, Jakarta - Sektor konstruksi harus menjadi salah satu sektor prioritas pemerintah baru demi mendorong pertumbuhan ekonomi di dalam negeri.
Hal ini sejalan dengan Masterplan Percepatan Perluasan dan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) khususnya dalam rangka peningkatan konektivitas antar pulau dan koridor ekonomi serta menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.
Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU), Hermanto Dardak mengatakan, untuk melakukan jasa konstruksi di Indonesia, Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing (BUJKA) harus bekerjasama dengan Badan Usaha Jasa Konstruksi Nasional (BUJKN) yang berkualifikasi besar dalam bentuk joint operation (JO) atau joint venture (JV) dengan penyertaan modal asing atau foreign equality participation. Saat ini kepemilikan asing di proyek konstruksi dibatasi maksimal sebesar 55% untuk kontraktor dan 51% untuk konsultan.
"Batasan tersebut akan menjadi 70% setelah terbentuknya MEA 2015, dengan demikian maka jelas bahwa masuk atau tidaknya BUJKA ke Indonesia tergantung pada kesiapan atau daya saing BUJKN," ujarnya di Kantor Kementerian PU, Jakarta, Kamis (5/6/2014).
Sementara itu, Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK), Tri Widjajanto menyatakan, saat ini terdaftar 16 BUJKA yang telah membentuk kantor perwakilan di Indonesia. Sementara BUJKN kualifikasi besar yang akan menjadi pesaing atau mitra BUJKA tersebut yang terdaftar di LPJK) saat ini berjumlah kurang lebih 1.300 badan usaha.
"Saat ini jumlah badan usaha kita mencapai 107 ribu. Yang skala besar sebanyak 1.300, 982 kontraktor dan sisanya konsultan. Jadi yang badan usaha besar itu 1%, menengah 12%, dan yang kecil 88%," kata Tri.
Dia pun yakin, dengan pengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi di berbagai negara di Timur Tengah, Afrika, Timor Leste dan negara ASEAN lain, maka badan usaha dan tenaga kerja konstruksi Indonesia akan mampu memenangkan persaingan dengan badan usaha dan tenaga kerja dari negara ASEAN lain.
"Untuk memaksimalkan daya saing pelaku konstruksi nasional dalam menghadapi MEA 2015, maka kita harus mewujudkan Indonesia incorporated yang sudah sejak lama kita harapkan," tandas dia. (Dny/Ahm)
Kontraktor RI Harus Mampu Bersaing Hadapi Pasar Bebas ASEAN
Porsi kepemilikan modal asing di proyeksi konstruksi bakal dinaikkan menjadi 70% untuk mendorong daya saing kontraktor lokal.
diperbarui 05 Jun 2014, 17:07 WIB(Foto: Antara)
Advertisement
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
6 Tanda Awal Pneumonia, Peradangan Paru-Paru yang Harus Diwaspadai
Sistem Kemudi Bermasalah, Honda Tarik 1,7 Juta Unit Kendaraan di AS
6 Potret Bunda Aliyya Ibu Kamila Asy Syifa, Dekat dengan Gus Zizan
6 Bahaya Konsumsi Garam Berlebihan yang Harus Diperhatikan, Ancam Kesehatan
Raja Salman Selesai Tes Medis Radang Paru-paru, Begini Kondisinya
Infografis Hakim Cuti Massal Tuntut Kenaikan Gaji - Tunjangan dan Besaran Sebelumnya
Bantu Cegah Diabetes, Ini Fakta tentang Lonjakan Gula Saat Makan
Seluruh Atlet Peparnas XVII Solo Dilindungi BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Batas Biaya Perawatan
Apa Itu Kondisi Progeria, Kenali Gejala hingga Penyebabnya
11 Arti Mimpi Gigi Geraham Bawah Copot, Tanda Perubahan Hidup?
Harga Emas Antam Hari Ini 10 Oktober 2024 Anjlok Lagi, Cek Daftarnya di Sini
Sandra Dewi Akan Hadir Sebagai Saksi Dalam Sidang Kasus Korupsi Timah Harvey Moeis Hari Ini