Mobil Pakai BBG vs BBM, Lebih Mahal Mana?

Pemerintah tengah gencar menggalakkan program konversi BBM ke gas.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 09 Jun 2014, 09:28 WIB
Hal ini diatur oleh Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2005 Pasal 20 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.

Liputan6.com, Jakarta - Penerapan program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG), membuat para produsen mobil menyiapkan mesin yang mampu menyerap gas sebagai bahan bakar. Lalu mobil mana yang lebih mahal, berbahan bakar minyak atau gas?

Manager Enginering Divsion Perduct Enginering Toyota Indra Chandra Setiawan mengatakan, mobil yang yang menggunakan BBG harganya lebih mahal Rp 20 juta ketimbang mobil dengan BBM sebagai sumber energinya.

"Lebih mahal. Bedanya Rp 20 jutaan," kata Indra saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Senin (9/6/2014).

Indra mengungkapkan, salah satu faktor yang membuat harga mobil BBG lebih mahal yaitu karena komponen mesin menggunakan BBG berbeda dengan menggunakan BBM.

"Komponen engine menggunakan gas itu harganya lebih mahal. Rp 20 jutaan itu harga komponennya," tuturnya.

Meski lebih mahal, Indra memastikan perseroan siap memasarkan mobil BBG. Namun, hal itu masih belum terealisasi karena masih menunggu infrastruktur dan ketegasan pemerintah dalam mengatur kendaraan yang menggunakan BBG.

"Saat ini stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) masih terbatas. Kalau SPBG banyak, itu pasarnya juga pasti bagus," pungkasnya.

Pemerintah saat ini tengah gencar menjalankan program konversi BBM ke BBG. Langkah ini diambil guna menekan subsidi BBM di Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Selain dikenal sebagai energi yang ramah lingkungan, harga gas juga lebih murah dibandingkan BBM. 

Saat ini harga BBM subsidi jenis premium dijual sekitar Rp 6.500 per liter. Sementara BBG tanpa subsidi harganya Rp 3.100 per liter setara premium. (Pew/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya