Liputan6.com, Jakarta - Diskon besar-besaran berjuluk Jakarta Great Sale (JGS) kembali meramaikan 75 pusat belanja di Ibukota Jakarta. Meski penyelenggaraan JGS diprediksi mampu menyedot animo masyarakat, namun pemerintah menilai festival ini masih kalah dibanding Singapura dan Malaysia.
Hal itu, menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu karena satu alasan. "Ya kita masih kalah dengan Singapura dan Malaysia. Antara lain karena pajak barang mewah," ungkap dia saat ditemui di Auditorium CSIS, Jakarta, Senin (9/6/2014).
Menurut Mari, harga barang-barang bermerek yang dijual di Indonesia kurang kompetitif karena pengenaan pajak barang mewah yang cukup tinggi.
Sementara pemerintah di beberapa negara sudah menghapus pengenaan pajak khusus barang-barang mewah dan bermerek.
"Di Malaysia dan Thailand sudah bebas pajak untuk barang mewah. Dan kalaupun di negara lain ada pajak, maka turis bisa dapat refund (pengembalian)," ucapnya.
Sementara di Indonesia, kata Mari, pemerintah baru menerapkan pengembalian pajak lewat restitusi PPN 10%. Dia pun berharap, ada kebijakan terkait pengurangan atau penghapusan pajak barang mewah.
"Itu sih sebenarnya sudah lumayan, tapi kalau bisa ya dikurangi atau bisa dapat refund yang lebih. Karena targetnya kan supaya orang datang ke sini, belanja dan supaya kita dapat devisa," paparnya.
Sekadar informasi, dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke 487 DKI Jakarta, Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DPD DKI Jakarta kembali menggelar FJGS 2014. Tema pesta diskon di Jakarta kali ini akan digelar selama 1,5 bulan mulai 7 Juni - 19 Juli 2014.
Ketua Umum DPP APPBI, Handaka Santosa mengatakan, banyak program dan agenda menarik selama penyelenggaraan acara ini. Gelaran pesta diskon hingga 70% dari berbagai merek-merek ternama. Selain itu ada juga program undian berhadiah shopper card serta program belanja Grand Midnight Sale pada 21 dan 22 Juni 2014. (Fik/Nrm)