TNI: Lapangan Udara di Kawasan Tanjung Datuk Dibangun Lebih Besar

"Ini perintah Panglima TNI. Dalam rangka untuk antisipasi pembangunan suar selanjutnya. Transportasi udara adalah langkah tepat".

oleh Aceng Mukaram diperbarui 10 Jun 2014, 10:44 WIB
Tiang pancang Malaysia di wilayah RI dicat warna merah putih (Liputan6.com/Raden AMP)

Liputan6.com, Tanjung Datuk - Asisten Operasi (Asops) KSAU Marsekal Muda Sudipo Handoyo menerangkan bahwa kunjungannya ke kawasan Tanjung Datuk, Kalimantan Barat, adalah untuk melakukan survei lahan pembangunan pangkalan udara di daerah tersebut.

"Melakukan aksi nyata terkait pembangunan suar. Berencana membangun pangkalan udara di sana. Ini suatu langkah nyata," kata Sudipo di Lanud Supadio Pontianak, Kalimantan Barat, Senin 9 Juni 2014.

"Setelah survei lapangan, kita akan membuat lapangan udara di sana. Nanti bandara nya lebih besar dari Bandara Supadio. Lanud tipe C nantinya di sana. 500 personel nantinya di sana," lanjutnya.

Ia mengatakan, kunjungannya ke kawasan Tanjung Datuk merupakan perintah Panglima TNI. "Ini perintah Panglima TNI. Dalam rangka untuk antisipasi pembangunan suar selanjutnya. Transportasi udara adalah langkah tepat," tegas Sudipo.

Kedatangan Asops tersebut didamping oleh Panglima Komando Operasi Angkatan Udara 1 (Pangkoopsau 1), Marsekal Muda TNI M. Syaugi, dan Dankorpaskhas Marsekal Muda TNI M Harpin Ondeh. Selanjutnya rombongan menuju ke Temajuk, Kabupaten Sambas untuk mengecek lahan pembangunan pangkalan udara di wilayah tersebut.

Selesai melakukan kunjungan di Lanud Supadio, rombongan bertolak ke Temajuk dengan menggunakan sebuah pesawat Heli Puma. Bangunan mercusuar yang dibangun negara Malaysia ini berdiri di Perairan Tanjung Datuk, Kalimantan Barat, yang masuk wilayah Republik Indonesia (RI). Ada 3 tiang pancang mercusuar setinggi 13 meter yan berdiri kokoh.

Saat ini kapal Malaysia yang sebelumnya sempat bercokol di wilayah itu juga sudah tak terlihat. Kini ada 2 kapal perang milik TNI AL disiagakan di kawasan tersebut.

Menurut warga sekitar, Supriyandi, 3 tiang pancang mercusuar yang dibangun Malaysia itu saat ini sudah dicat warna merah putih sebagai simbol bahwa itu masuk wilayah Indonesia.

"Itu kapalnya ada 2 yang sedang patroli. Sebelum ada patroli dari kapal TNI AL, kapal maritim Malaysia patroli 3 kapal. Selama ada kapal perang milik TNI AL jarang terlihat lagi," ujar Supriyandi saat menunjukan 2 kapal KRI 632 Lemadang dan KRI 352 Slamet Riyadi di Laut Tanjung Datuk, Jumat 30 Mei.

Dia menuturkan, sejak pihak Malaysia yang membangun tiang pancang, nelayan RI sempat susah mencari ikan ke laut. Sebab aparat Negeri Jiran tak sungkan untuk mengusir warga Indonesia yang datang. "Diusir sama aparat Malaysia. Padahal di wilayah itu banyak ikannya," tutur Supriyandi.

Parhad, warga kawasan Tanjung Datuk lainnya mengaku terkejut mengapa ada pembangunan mercusuar di wilayah itu. Padahal itu masuk wilayah Indonesia. "Kenapa mercusuar ada di situ? Ada pihak keamaanan yang monitor di sana. Itu wilayah Indonesia, bukan Malaysia," ujar Parhad. (Mut)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya