Liputan6.com, Jakarta - Capres nomor urut 2 Joko Widodo identik dengan kegiatan blusukannya atau terjun langsung ke masyarakat. Saat masih aktif sebagai Gubernur DKI Jakarta, pria yang karib disapa Jokowi itu hampir setiap hari melakoni blusukan, baik ke instansi-instansi Pemprov DKI hingga ke perkampungan warga.
Namun ketika ditanyakan mengenai konsep dasar blusukan, Gubernur DKI Jakarta nonaktif itu tak pernah bisa menjelaskan secara detail. Hal ini dinilai sebagai salah satu kelemahan Jokowi.
"Kelemahan Jokowi itu, konseptualisasi dia tidak bisa. Atau mungkin dia bukan tidak bisa, tapi tidak mau. Biar orang yang konseptualisasi," ujar anggota pakar Seknas Jokowi, Don K Marut dalam dialog 'Gerakan Kebangsaan (GERBANG) Indonesia' di Jalan Tebet Barat Dalam VIII Nomor 9, Jakarta Selatan, Selasa (10/6/2014).
Namun, Don menilai, yang terpenting bukanlah tentang konsepnya. Melainkan praktik di lapangan. Dia mengakui, kegiatan semacam blusukan sudah sejak lama dilakukan. Hanya belum banyak yang mampu melakukannya secara komprehensif.
Menurutnya, Jokowi lah yang paling bisa mempraktikkan blusukan secara lengkap sehingga mampu mendeteksi masalah, baik dalam internal pemerintahan maupun di masyarakat.
"Kalau dari 4 model pemerintahan, blusukan masuk kategori participatory goverment. Intinya, sebenarnya ini pernah dijalankan Bill Clinton di Amerika. Ketika dia melihat birokrasi pemerintahan tidak berjalan sesuai fungsi. Nah, blusukan Jokowi untuk menjamin pemerintah menjalankan tupoksi (tugas pokok dan fungsi) layani masyarakat," pungkas Don. (Mut)
Energi & Tambang