Uang Digital Makin Dicari Karena Lebih Aman dan Efisien

Tren penggunaan e-money mencuat karena dianggap bisa lebih efisien daripada penggunaan uang kartal.

oleh Denny Mahardy diperbarui 12 Jun 2014, 11:12 WIB
Tren penggunaan e-money mencuat karena dianggap bisa lebih efisien daripada penggunaan uang kartal.

Liputan6.com, Jakarta - E-money memang sedang ramai dibicarakan pelaku industri keuangan. Keputusan Bank Indonesia mengizinkan bank umum, bank pembangunan daerah (BPD), dan lembaga selain bank (LSB) sebagai penerbit e-money ternyata mendorong keinginan penggunaan e-money secara lebih luas.

Ide penerapan sistem pembayaran memakai uang digital secara luas bukan tanpa alasan. Tren penggunaan e-money mencuat karena dianggap bisa lebih efisien daripada penggunaan uang kartal atau uang dalam bentuk fisik.

Bank Indonesia sebagai bank sentral biasanya menyiapkan anggaran besar untuk mengelola kebutuhan uang konvensional yang bisa dipakai masyarakat bertransaksi. Namun, bila uang digital digunakan sebagai alat pembayaran secara umum maka kebutuhan dana tersebut bisa lebih efisien.

"Setiap tahunnya, Bank Indonesia mengalokasikan dana sebesar Rp 2 triliun untuk mengelola uang yang beredar seperti mencetak, distribusi ke seluruh Indonesia dan pemeliharaan," papar Yura A Djalins, Deputi Direktur Departemen Kebijakan dan Pengawasan Pembayaran Bank Indonesia di Balai Kartini, Jakarta.

Alex J. Sinaga, Direktur Utama Telkomsel mengamini efisiensi yang mungkin dihasilkan ketika uang digital diberlakukan secara luas. Tak hanya efisien, kehadiran uang digital disebutkan bakal membantu merchant dalam mengatur uang tunai yang ada di outletnya.

"Outlet minimarket bisa lebih efisien dalam berbagai hal setelah menerapkan e-money. Misalnya soal pegawai yang tadinya butuh 5 orang bisa jadi cukup 2-3 orang saja karena proses transaksi lebih mudah. Selain itu, mereka bisa lebih mudah mengatur uang tunai yang ada di outlet dan memperkecil resiko buruk lain seperti kerampokan karena uang tunai di cash register-nya kecil," kata Alex.

Di Indonesia, sekarang terdapat 17 penerbit e-money. Nilai transaksi yang dihasilkan seluruh e-money di Indonesia berkisar Rp 8,7 miliar per hari dengan volume transaksi sebanyak 420 ribu kali.

Beberapa bank yang telah mengeluarkan produk e-money di antaranya Bank Central Asia, Bank Mandiri, Bank Mega, Bank Negara Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, BPD DKI Jakarta. Sementara dari sisi operator telekomunikasi ada Telkomsel, XL Axiata, Indosat, Telkom, dan Finnet. Produk e-money juga dirilis oleh pemain independen seperti Skye Sab dan Doku.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya